Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana, Indonesia Gandeng Nepal dan Bangladesh Gelar Forum Demokrasi Inklusif 

Kompas.com - 23/03/2024, 14:24 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

 

DHAKA, KOMPAS.com - Indonesia untuk kali pertama mengadakan forum Dialogue on Democracy in Inclusive Society (DDIS) bekerja sama dengan Nepal dan Bangladesh.

Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan di Dhaka dan Kathmandu pada 15-22 Maret tersebut di antaranya yakni Kemlu RI, KBRI Dhaka, Kemlu Bangladesh, dan Kemlu Nepal. 

DDIS menjadi wadah dialog konstruktif, pertukaran gagasan, dan kerja sama kolaboratif antara unsur pemerintah, media, dan civil society organizations (CSO). 

Baca juga: Kemeriahan Peringatan HUT Ke-77 RI di KBRI Dhaka

DDIS juga merupakan implementasi konkret dari promosi nilai-nilai Bali Democracy Forum (BDF) dan aset soft power Indonesia terkait pluralisme, inklusivitas, dan demokrasi.

Hasil keluaran DDIS akan ditindaklanjuti menjadi rekomendasi kerja sama Indonesia, Bangladesh dan Nepal selanjutnya. 

Forum DDIS menghadirkan sejumlah pembicara mumpuni, seperti Dr. Mohammad Hasan Ansori, Direktur Eksekutif the Habibie Center Indonesia; Dr. Philips J. Vermonte, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Islam Internasional Indonesia; dan Uni Zulfiani Lubis, jurnalis senior.

Sementara dari pihak Nepal dan Bangladesh, hadir Dr. Sadeka Halim, Wakil Kanselir dari Universitas Jaganath; Duta Besar (Dubes) Abdul Hannan; Dr. Lailufar Yasmin, Dekan Fakultas Hubungan Internasional dari Universitas Dhaka; Mr. Nayeemul Islam Khan, Editor Grup Media Daily; Prof. Dr. Meena Vaidya Malla, profesor dari Universitas Tribhuvan; Dr. Nishchal Nath Pandey, Direktur Center for South Asian Studies (CSAS); serta mantan Dubes untuk Nepal Dr. Khagnath Adhikari dan Dr. Narad Nath Bharadwhaj.

Indonesia untuk kali pertama mengadakan forum Dialogue on Democracy in Inclusive Society (DDIS) bekerja sama dengan Nepal dan Bangladesh. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan di Dhaka dan Kathmandu pada 15-22 Maret tersebut di antaranya yakni Kemlu RI, KBRI Dhaka, Kemlu Bangladesh, dan Kemlu Nepal.  Kemlu RI/Direktorat Diplomasi Publik Indonesia untuk kali pertama mengadakan forum Dialogue on Democracy in Inclusive Society (DDIS) bekerja sama dengan Nepal dan Bangladesh. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan di Dhaka dan Kathmandu pada 15-22 Maret tersebut di antaranya yakni Kemlu RI, KBRI Dhaka, Kemlu Bangladesh, dan Kemlu Nepal. 

“Forum ini adalah bentuk komitmen nyata Indonesia untuk merawat demokrasi dan masyarakat inklusif, dan kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Bangladesh dan Nepal,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI Siti Nugraha Mauludiah dalam sambutan pembukaan.

Menurut dia, ketiga negara sepakat akan adanya urgensi kolaborasi lintas sektor dalam merawat pluralisme.

"Semua pihak perlu memiliki pondasi pemikiran yang sama bahwa inklusivitas berkorelasi positif dengan demokrasi yang menjunjung konsep pluralisme," tambahnya, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Jumat malam.

Baca juga: Kebakaran Mal 7 Lantai di Bangladesh Tewaskan 44 Orang 

Duber RI untuk Bangladesh dan Nepal, Heru Subolo menyatakan, DDIS adalah salah satu medium penguatan people-to-people contact antara Indonesia, Bangladesh, dan Nepal.

"Di forum kali ini, tidak saja kita berdialog mengenai prinsip dan praktek pengalaman berdemokrasi tapi kita juga aktif melakukan pertukaran ide dan kesempatan kolaborasi." jelas dia.

Narasumber dari Indonesia sepakat bahwa kemajuan ekonomi Indonesia perlu didukung dengan kenaikan Human Development Index (HDI) yang baik.

Hal itu akan menjadi bukti bahwa democracy delivers, memberikan akses memadai pada kesehatan, pendidikan, penghidupan layak dan perlindungan hukum.

Para narasumber juga menyoroti bahwa kebutuhan untuk literasi media dan digital penting dibutuhkan. Warganet dianggap harus memiliki kemampuan menganalisa, mengevaluasi dan mendeteksi kredibilitas informasi yang tersebar di dunia maya. 

Halaman:

Terkini Lainnya

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com