Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hacker" Ukraina Bantu Serang Rusia di Bidang Digital

Kompas.com - 19/03/2024, 14:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Seorang ahli bidang Information Technology (IT) asal Ukraina ini tak bisa diam negaranya diserang oleh Rusia.

Artem (31), seorang hacker atau peretas kini menjadi bagian dari tentara IT Ukraina untuk membantu berperang melawan Rusia di bidang IT.

Dikutip dari AFP pada Selasa (19/3/2024), tentara IT Ukraina, sekelompok peretas sukarelawan yang pertama kali dibentuk setelah serangan dahsyat Rusia, kini menjadi semakin penting peranannya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-754 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Luncurkan Rudal | 2 Tewas di Belgorod

Ini adalah salah satu kelompok peretas yang berkembang di masa perang, melawan Rusia dari balik layar dan beroperasi di wilayah abu-abu yang sah.

"Kami menyebabkan kerusakan moral dan ekonomi pada negara agresor," ujar Artem kepada AFP di sebuah kafe di Kyiv.

Kelompok peretas ini lahir dari seruan 48 jam setelah invasi Rusia oleh Menteri Transformasi Digital Ukraina Mikhailo Fedorov agar Kyiv membentuk "tentara IT".

Tiga kelompok peretas yang dihubungi AFP mengatakan mereka memiliki hubungan kuat dengan pihak berwenang, dan beberapa di antaranya secara terbuka melakukan operasi gabungan dengan badan intelijen Ukraina.

Di sisi lain dari garis depan digital adalah para peretas Rusia, yang telah lama memiliki reputasi sebagai peretas yang sangat efektif.

Relawan peretas seperti Artem yang membawa ransel dengan trisula Ukraina di atasnya telah menimbulkan kekhawatiran internasional, karena tren ini menempatkan warga sipil sebagai pusat operasi di masa perang.

Baca juga: PM Hongaria: Trump Klaim Tak Akan Beri Sesen Pun ke Ukraina

"Warga sipil yang terlibat dalam perang digital adalah tren yang mengkhawatirkan," kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Hukum internasional tidak melarang peretasan secara langsung, namun menerapkan aturan yang jelas, seperti tidak boleh menyerang sasaran sipil, menurut ICRC.

Artem menekankan bahwa dia melihat dirinya bukan sebagai seorang hacker, tetapi sebagai seorang "hacktivist".

"Ini adalah konsep yang berbeda. Seorang hacker lebih banyak meretas dan mencuri," katanya sambil mengklaim bahwa kelompoknya memiliki norma etika.

"Tetapi negara kami sedang berperang, dan kami yakin kami mempunyai hak untuk membela diri di semua lini," tegas dia.

Tentara IT Ukraina mengatakan mereka memiliki beberapa batasan dan bersikeras bahwa mereka tidak menyerang layanan kemanusiaan atau kesehatan.

Namun mereka melihat sektor keuangan sebagai target yang sah, bahkan jika serangan tersebut berdampak pada warga sipil.

"Perang dunia maya adalah perang melawan ekonomi," kata juru bicara kelompok yang menggunakan nama samaran Ted itu kepada AFP.

Ted melihat karyanya setara dengan sanksi besar-besaran Barat terhadap Rusia.

Ia mengakui seharusnya ada aturan yang lebih ketat dalam perang siber. "Jujur saja, hukuman apa yang bisa kita berikan kepada Rusia karena tidak mengikuti aturan tersebut? Tidak ada," kata dia.

Baca juga: Paus Fransiskus: Rusia Harus Hentikan Agresinya Terlebih Dahulu

Tentara IT Ukraina sesumbar telah mengganggu kehidupan di Rusia pada perang Rusia-Ukraina ini.

Mereka mengklaim telah memblokir layanan pembayaran di Rusia sebelum Tahun Baru, menyebabkan kerugian ekonomi, dan telah melumpuhkan beberapa bandara Rusia pada Oktober lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com