Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-751 Serangan Rusia ke Ukraina: Saling Jatuhkan Drone | 20 Orang Tewas di Odesa

Kompas.com - 16/03/2024, 15:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut. Bahkan sudah memasuki hari ke-751 pada Jumat (15/3/2024).

Pada hari Jumat, Rusia maupun Ukraina sama-sama saling menjatuhkan drone dan roket ketika hari pertama pemungutan suara pemilihan presiden Rusia.

Pada hari yang sama, serangan Rusia telah menewaskan 20 orang termasuk tim penyelamat di Odesa Ukraina.

Baca juga: Paus Fransiskus: Rusia Harus Hentikan Agresinya Terlebih Dahulu

Berikut ini rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-751 dikutip dari kantor berita AFP.

1. Rusia dan Ukraina saling jatuhkan drone saat pemilu dimulai

Rusia dan Ukraina saling menjatuhkan drone dan roket ketika tempat pemungutan suara dibuka di seluruh Rusia pada hari pertama pemungutan suara pemilihan presiden Rusia, Jumat (15/3/2024).

Diketahui, jelang pemungutan suara, Ukraina telah melancarkan serangan udara terbesarnya terhadap Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Jumat ini bahwa pihaknya telah menjatuhkan drone dan roket di wilayah perbatasan Belgorod dan wilayah Kaluga, barat daya ibu kota Moskwa.

"Alat pertahanan udara mencegat dan menghancurkan lima drone dan dua roket di wilayah Belgorod dan Kaluga," katanya dalam sebuah pernyataan di Telegram, dikutip dari AFP.

Dalam pernyataan berikutnya, mereka mengatakan tujuh roket lainnya yang diluncurkan Ukraina telah ditembak jatuh di Belgorod pada pukul 08.15 waktu setempat tak lama setelah pemungutan suara dimulai di wilayah tersebut.

Kantor berita pemerintah RIA Novosti mengatakan para pemilih meninggalkan tempat pemungutan suara di kota Belgorod menuju tempat perlindungan bom.

Yakni ketika pihak berwenang mengeluarkan peringatan udara dan memerintahkan masyarakat untuk berlindung dari serangan.

Baca juga: Putin Desak Masyarakat Mendukungnya di Pemilu Rusia

2. Rusia serang Odesa, 20 orang tewas termasuk penyelamat

Rudal Rusia menghantam kota pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina pada Jumat dan menewaskan 20 orang termasuk pekerja penyelamat dalam serangan yang digambarkan Presiden Volodymyr Zelensky sebagai serangan yang "keji".

Wartawan AFP di tempat kejadian melihat mayat-mayat ditutupi selimut berserakan di jalan, sementara gambar dari para pejabat menunjukkan pekerja layanan darurat yang kelelahan berlumuran darah dan tanah menyiram api dan merawat rekan-rekan mereka yang terluka.

Pihak berwenang setempat mengatakan pemboman udara Rusia menghantam bangunan tempat tinggal, ambulans dan pipa gas, menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas dan melukai 73 orang lainnya, termasuk tim penyelamat.

Maria Slyzovska, yang menyaksikan serangan itu, mengatakan serangan pertama mengguncang rumah ibunya dan meninggalkan rumah itu sebelum rudal kedua menghantam.

"Ada banyak orang di sana. Ada darah dan ambulans. Kita semua hidup dalam realitas roket Rusia ini," katanya kepada AFP.

Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah melancarkan serangan yang dikenal sebagai serangan dua kali di pusat pelabuhan, dengan proyektil kedua menghantam pekerja penyelamat di lokasi kejadian.

Pejabat kota mengatakan Moskwa menargetkan Odesa dengan rudal Iskander yang diluncurkan dari semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

Baca juga: Serangan Drone di Rusia Tewaskan Seorang Warga dan Melukai 3 Orang

"Teror Rusia di Odesa adalah tanda kelemahan musuh, yang memerangi warga sipil Ukraina pada saat negara tersebut tidak dapat menjamin keamanan bagi orang-orang di wilayahnya sendiri," kata asisten presiden Andriy Yermak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com