Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Dokter Senior di Korsel Akan "Resign" untuk Dukung Demo Dokter Muda

Kompas.com - 16/03/2024, 13:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Sejumlah dokter senior di Korea Selatan pada Sabtu (16/3/2024) mengatakan, mereka akan mengundurkan diri atau resign dari pekerjaannya mulai 25 Maret untuk mendukung demontrasi para dokter muda.

Ribuan dokter muda di Korsel mogok kerja sejak 20 Februari 2024 untuk memprotes aturan baru pemerintah yang akan menambah 2.000 mahasiswa kedokteran per tahun mulai 2025.

Sebelumnya, dokter-dokter muda tersebut sudah mengeluhkan jam kerja yang melebihi waktu dan gaji rendah.

Baca juga: Kian Banyak Dokter di Korea Selatan Mogok, Menkes Peringatkan Nyawa Pasien Terancam

Akibat unjuk rasa para dokter muda itu, beberapa operasi dan pengobatan penting dibatalkan, tetapi Pemerintah Korsel mengeklaim negaranya tidak sampai mengalami krisis besar. Petugas medis militer dan perawat senior pun dikerahkan untuk membantu.

Perwakilan profesor kedokteran di 20 universitas—yang juga dokter senior di rumah sakit umum—mengadakan pertemuan pada Jumat (15/3/2024) malam.

Mereka yang berada di 16 institusi sangat mendukung rekan-rekan mudanya, kata Bang Jae-seung, kepala kelompok tersebut.

"(Para profesor di) masing-masing universitas memutuskan untuk sukarela mengajukan surat pengunduran diri mulai 25 Maret,” kata Bang, dikutip dari kantor berita AFP.

“Kami mencapai konsensus bahwa sampai pengunduran diri tersebut dipastikan, setiap individu harus melakukan perawatan terbaik untuk pasien di posisinya masing-masing, seperti yang sudah dilakukan selama ini,” tambahnya.

Namun, Bang tidak mengungkapkan jumlah pasti dokter senior yang akan mengundurkan diri pada 25 Maret.

Baca juga:

Kementerian Kesehatan Korea Selatan pekan ini menegaskan kembali, perundingan mengenai perubahan aturan tidak mungkin dilakukan dan pihaknya akan menerapkan reformasi tersebut tanpa ragu-ragu.

Pemerintah Korsel juga memerintahkan para dokter muda untuk kembali bekerja atau bakal ditindak secara hukum.

Para dokter yang tidak mematuhinya akan ditangguhkan izin medisnya, kemudian pemerintah menawarkan insentif dan menyiapkan hotline bagi siapa pun yang menentang unjuk rasa ini.

Penambahan jumlah mahasiswa kedokteran dilakukan Korsel untuk mengatasi rasio dokter per populasinya yang merupakan salah satu terendah di antara negara-negara maju.

Dokter-dokter khawatir penambahan itu akan mengurangi kualitas layanan dan pendidikan kedokteran, tetapi para pendukung aturan menuduh mereka berusaha menjaga gajinya tetap dan mempertahankan status sosialnya.

Baca juga: Krisis Dokter Korea Selatan, Ada Apa Sebenarnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com