Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Asosiasi Medis Terkait Aksi Mogok Dokter

Kompas.com - 01/03/2024, 13:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Polisi Korea Selatan menggerebak kantor Asosiasi Medis Korea (KMA) pada Jumat (1/3/2024) ketika pemerintah menghadapi aksi mogok kerja dokter yang telah menyebabkan kekacauan di rumah sakit.

Diketahui, hampir 10.000 dokter junior atau sekitar 80 persen dari tenaga kerja peserta pelatihan meninggalkan pekerjaannya pada minggu lalu.

Mereka memprotes rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran secara signifikan untuk mengatasi kekurangan tenaga medis.

Baca juga: Dokter yang Mogok Kerja di Korea Selatan Diminta Kembali Bekerja

Pemerintah telah menetapkan batas waktu pada hari Kamis bagi petugas medis untuk kembali bekerja atau menghadapi konsekuensi hukum, termasuk penangguhan izin medis dan penangkapan.

"Kini tidak ada data resmi mengenai jumlah dokter yang kembali setelah batas waktu tersebut," kata Kementerian Kesehatan Korsel kepada AFP.

Tetapi kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan sebagian besar dokter yang melakukan mogok kerja tetap tidak bertugas pada hari Jumat.

Penghentian kerja massal telah berdampak buruk pada rumah sakit, sehingga mendorong pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan kesehatan masyarakat ke tingkat tertinggi.

Sekitar setengah dari operasi yang dijadwalkan di 15 rumah sakit besar telah dibatalkan sejak minggu lalu.

Baca juga: Demo Dokter Magang di Korea Selatan, Sejumlah Operasi Pasien Ditunda

Berdasarkan hukum Korea Selatan, dokter dilarang melakukan mogok kerja.

Awal pekan ini, pemerintah meminta polisi menyelidiki orang-orang yang terkait dengan penghentian tersebut.

Sementara itu, Polisi Seoul mengonfirmasi bahwa mereka menggerebek Asosiasi Medis Korea (KMA) pada hari Jumat ini.

Menanggapi tenggat waktu yang ditetapkan pada hari Kamis kemarin dan dimulainya penyelidikan polisi, KMA mengecam pemerintah karena melakukan taktik intimidasi dan menuduh pemerintah mengubah negara tersebut menjadi negara totaliter.

Namun, pemerintah menyatakan sedang berusaha mengatasi salah satu rasio dokter per penduduk yang paling rendah di antara negara-negara maju.

Mereka mendorong untuk menerima 2.000 siswa lagi ke sekolah kedokteran setiap tahunnya mulai tahun depan.

Para dokter mengatakan rencana tersebut akan merugikan kualitas layanan dan pendidikan kedokteran, namun para pendukungnya mengatakan para petugas medis terutama khawatir bahwa perubahan tersebut dapat mengikis gaji dan status sosial mereka.

Baca juga: Krisis Dokter Korea Selatan, Ada Apa Sebenarnya?

KMA mengatakan para anggotanya akan mengadakan demonstrasi di Seoul pada hari Minggu, dan laporan lokal mengatakan sekitar 25.000 orang diperkirakan akan bergabung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com