Penulis: VOA Indonesia
MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia memulai hari terakhir pemilihan presiden pada hari ini, Minggu (17/3/2024).
Namun, gelaran tersebut dibayangi dengan tuduhan Moskwa terhadap Ukraina yang diduga menggunakan serangan udara untuk mencoba menyabotase pemilu.
Pilpres Rusia 2024 sendiri telah diperkirakan oleh sejumlah pihak akan membawa hasil yang mengarah pada mempertahankan kekuasaan Presiden Vladimir Putin selama enam tahun lagi.
Baca juga: Ukraina Dituduh Sabotase Pilpres Rusia yang Hampir Pasti Menangkan Putin
Lebih dari separuh pemilih Rusia pergi ke tempat pemungutan suara pada dua hari pertama dari tiga hari pemilu, menurut para pejabat.
Hari terakhir ini akan menguji kekuatan oposisi di negara tersebut, yang meminta semua pendukungnya untuk memberikan suara pada waktu yang sama pada siang hari, dalam sebuah aksi yang diberi nama “Siang Melawan Putin.”
Protes sporadis telah mulai muncul dalam pemilihan ini, tetapi perkembangan terbaru dalam perang dengan Ukraina telah memberikan pengaruh yang lebih besar pada pemungutan suara hingga saat ini.
Pada Jumat (15/3/2024), Putin menuduh Kyiv berusaha mengganggu pemilihan dengan meningkatkan serangan drone dan misil di dalam wilayah Rusia serta di wilayah yang dikuasai oleh Moskwa di Ukraina.
Dia juga bertekad akan menghukum Ukraina.
Pejabat setempat Rusia mengatakan pada Minggu (17/3) pagi bahwa pasukan Kyiv terus melakukan serangan di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak membahas laporan serangan tersebut dalam video pidato malam pada Sabtu (16/3/2024).
Namun ia berterima kasih kepada pasukan militer dan intelijennya "atas kemampuan baru Ukraina dalam jangka panjang".
Baca juga: Oposisi Pendukung Navalny Serukan Rusak Surat Suara saat Pilpres Rusia
Kyiv menganggap pemilu yang berlangsung di wilayah yang dikuasai Rusia itu ilegal dan tidak sah.
Analis militer melihat serangan harian yang dilakukan Kyiv yang terutama menargetkan energi dan infrastruktur penting lainnya sebagai upaya untuk menggoyahkan rasa stabilitas Rusia dan melemahkan upaya perang Moskwa.
Perang Ukraina menjadi konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.