Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Dituduh Sabotase Pilpres Rusia yang Hampir Pasti Menangkan Putin

Kompas.com - 17/03/2024, 08:39 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menuduh Ukraina menggunakan apa yang disebut kegiatan teroris untuk mencoba mengacaukan pemilihan presiden Rusia.

Mantan Presiden Dmitry Medvedev pun mengecam para para pengunjuk rasa yang telah mencoba membakar bilik-bilik suara dan menyiramkan zat pewarna ke dalam kotak suara.

Dia menyebut mereka sebagai pengkhianat.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-752 Serangan Rusia ke Ukraina: Evakuasi Massal Ukraina | Janji Jika Putin Menang Pilpres

Dilansir dari Reuters, perang Ukraina telah membayangi pemungutan suara dalam pemilihan umum, yang hampir pasti akan memberikan Presiden Vladimir Putin enam tahun lagi di Kremlin.

Namun, pemilu diwarnai dengan aksi-aksi protes sporadis.

Pada hari kedua dari tiga hari pemungutan suara, kementerian luar negeri Rusia mengatakan bahwa Kyiv telah mengintensifkan kegiatan terorisnya sehubungan dengan pemilihan.

Ukraina dituduh sengaha menunjukkan aktivitasnya kepada para penasihatnya di Barat dan mengemis lebih banyak lagi bantuan keuangan dan senjata mematikan.

Dikatakan bahwa dalam salah satu insiden, sebuah pesawat tak berawak Ukraina menjatuhkan peluru ke sebuah tempat pemungutan suara di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, yang dikuasai Rusia.

Kantor berita TASS yang dikelola pemerintah mengutip seorang pejabat pemilu setempat, melaporkan tidak ada kerusakan atau korban luka.

Alat peledak itu mendarat lima atau enam meter (meter) dari sebuah bangunan yang menjadi tempat pemungutan suara (TPS) sebelum TPS dibuka di sebuah desa sekitar 20 km (12 mil) sebelah timur kota Enerhodar.

Baca juga: Bagaimana Putin Bisa Terus Memenangkan Pilpres Rusia

Sementara itu kepala komisi pemilihan umum, Ella Pamfilova, mengatakan bahwa dalam dua hari pertama pemungutan suara telah terjadi 20 insiden.

Orang-orang mencoba merusak lembar suara dengan menuangkan berbagai cairan ke dalam kotak suara, serta delapan kasus percobaan pembakaran dan bom asap.

Baca juga: Putin: Rusia Siap Perang Nuklir jika Kedaulatan Terancam

Mengomentari insiden tersebut, Medvedev mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab dapat menghadapi hukuman pengkhianatan selama 20 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com