Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Putin Bisa Terus Memenangkan Pilpres Rusia

Kompas.com - 16/03/2024, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Di Rusia yang sedang berperang, hanya ada satu kandidat nyata untuk pemilu dan hanya satu pemenang: Vladimir Putin.

Saat masyarakat Rusia memberikan suara mereka pada pemilu 15-17 Maret, popularitas mantan letnan kolonel KGB berusia 71 tahun itu masih tinggi, di tengah dukungan kuat terhadap perang di Ukraina.

“Saya mendukung Putin dan, tentu saja, saya akan memilih dia,” kata Lyudmila Petrova, 46, yang sedang berbelanja sepatu kets New Balance palsu buatan China di selatan Moskwa di salah satu pasar grosir terbesar di Rusia.

Baca juga: Putin: Rusia Siap Perang Nuklir jika Kedaulatan Terancam

"Putin membangkitkan Rusia. Dan Rusia akan mengalahkan Barat dan Ukraina. Anda tidak bisa mengalahkan Rusia selamanya," kata Petrova.

Namun, dilansir dari Reuters, di Rusia, perang telah membantu Putin mempererat cengkeramannya pada kekuasaan dan meningkatkan popularitasnya di mata masyarakat Rusia.

Ini menurut jajak pendapat dan wawancara dengan sumber-sumber senior Rusia.

“Jangan ragu: ini adalah pekerjaan seumur hidup,” kata seorang pejabat tinggi Rusia yang akrab dengan pemikiran di tingkat atas Kremlin.

Dia berbicara kepada Reuters tanpa menyebut nama untuk menyuarakan pandangannya mengenai masalah politik.

“Putin tidak memiliki pesaing, dia berada pada level yang sangat berbeda. Barat membuat kesalahan yang sangat serius dengan membantu menyatukan sebagian besar elite Rusia dan penduduk Rusia di sekitar Putin dengan sanksi dan fitnahnya terhadap Rusia," ujarnya.

Sumber senior Rusia lainnya mengatakan masa jabatan Putin sebagai pemimpin bukanlah soal politik, melainkan soal kesehatannya yang tampak kuat.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-750 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Rusia Berencana Racuni Tentara Sendiri | Seruan Putin Jelang Pilpres

Dia tidak memiliki penerus yang terlihat.

Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun konflik di Ukraina timur antara pasukan Kyiv di satu sisi dan Ukraina pro-Rusia serta proksi Rusia di sisi lain.

Puluhan ribu tentara tewas dan banyak lagi yang terluka di kedua belah pihak, ribuan warga sipil Ukraina tewas dan perekonomian serta infrastruktur Ukraina menderita kerusakan senilai ratusan miliar dollar AS.

Negara-negara Barat, yang menganggap Putin adalah ancaman yang jauh melampaui bekas Uni Soviet, telah memasok Ukraina dengan bantuan, senjata, dan intelijen tingkat tinggi senilai ratusan miliar dollar AS.

Baca juga: Putin Desak Masyarakat Mendukungnya di Pemilu Rusia

Para pemimpin Barat menuduh Putin melancarkan perang brutal bergaya kekaisaran yang bertujuan memulihkan pengaruh global Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com