Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Panjang Perancis Dukung Hak Aborsi

Kompas.com - 05/03/2024, 17:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Monir Ghaedi/DW Indonesia

PARIS, KOMPAS.com - Anggota parlemen Perancis telah menggelar sidang khusus dan memberikan suaranya untuk mengamandemen Konstitusi, menjadikan Perancis sebagai negara pertama di dunia yang mengukuhkan hak kebebasan untuk melakukan aborsi ke dalam konstitusinya.

Pertemuan khusus ini menyusul langkah penting Senat Perancis, yang telah memberikan suaranya pada Rabu (28/2/2024) untuk menjamin hak aborsi masuk secara konstitusional.

Momen ini menandai puncak dari proses parlementer yang dimulai pada 24 November 2022, ketika Majelis Nasional, atau majelis rendah Parlemen Perancis, mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang diusulkan oleh partai sayap kiri La France Insoumise (LFI).

Baca juga: Perancis Jadi Negara Pertama yang Sahkan Hak Aborsi

Berikut ini adalah beberapa poin penting tentang kampanye kebebasan aborsi di Perancis dan perbandingannya dengan negara-negara lain di Eropa.

Parlemen Perancis telah memberikan suara dukungan hak kebebasan aborsi masuk Konstitusi.ABACA/BLONDET ELIOT via DW INDONESIA Parlemen Perancis telah memberikan suara dukungan hak kebebasan aborsi masuk Konstitusi.
Hak aborsi begitu populer di Perancis, bahkan di kalangan politisi sayap kanan

Dalam sesi pertemuan pada akhir Januari 2024 lalu, anggota Majelis Nasional Perancis sangat mendukung dikukuhkannya "kebebasan untuk melakukan aborsi" dalam konstitusi negara itu.

Dari sekitar 500 anggota parlemen yang memberikan suaranya, hanya 30 anggota parlemen konservatif dan independen yang menentang RUU tersebut.

Dalan beberapa survei, Publik di Perancis juga sangat mendukung hak kebebasan aborsi. Menurut jajak pendapat tahun 2022 oleh Perancis IFOP, sekitar 86 persen warga Perancis mendukung dikukuhkannya hak aborsi ke dalam konstitusi.

Partai Rally Nasional yang berhaluan kanan juga turut mendukung hak kebebasan aborsi, tetapi hal itu masih menjadi topik kontroversial di dalam kelompok mereka.

Dari 88 anggota parlemennya, 46 orang memilih untuk mendukung adanya perubahan, termasuk pemimpin partai Marine Le Pen, sedangkan 12 anggota parlemen menentangnya, dan 14 lainnya memilih abstain.

Perancis adalah salah satu negara pertama yang melegalkan penggunaan Mifepristone sebagai obat aborsi.AP/CHARLIE RIEDEL via DW INDONESIA Perancis adalah salah satu negara pertama yang melegalkan penggunaan Mifepristone sebagai obat aborsi.
Sejarah panjang Perancis dalam mendukung hak aborsi

Sebelum 2022, kebanyakan anggota parlemen tidak menganggap ditambahnya hak aborsi ke dalam konstitusi itu diperlukan karena perempuan sudah memiliki hak dan akses untuk melakukan aborsi.

Tindakan mengakhiri kehamilan secara sukarela itu menjadi legal di Perancis pada 1975, di bawah undang-undang "Simone Veil”, yang didukung oleh menteri kesehatan saat itu. Undang-undang tersebut mengizinkan aborsi hingga minggu kesepuluh kehamilan.

Hingga pada 2001, perizinan itu diperpanjang hingga minggu keduabelas kehamilan dan kemudian pada 2022 berubah kembali menjadi hingga minggu keempatbelas kehamilan. Sejak 1980-an, prosedur aborsi telah ditanggung oleh sistem kesehatan nasional Perancis.

Baca juga: Rusia Batasi Akses Aborsi dengan Alasan Perubahan Demografi

Langkah Perancis mengukuhkan kebebasan aborsi dalam konstitusi dianggap sebagai respons terhadap keputusan negara lainnya.AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS via DW INDONESIA Langkah Perancis mengukuhkan kebebasan aborsi dalam konstitusi dianggap sebagai respons terhadap keputusan negara lainnya.
Bagaimana Perancis dibandingkan dengan AS dan Eropa

Para pegiat hak kebebasan aborsi memuji amandemen konstitusi Perancis sebagai langkah terobosan yang mendukung hak-hak reproduksi perempuan melawan arus balik dan kemunduran politik.

Didukung oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, RUU Perancis ini merupakan respons telak bagi Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) yang memutuskan untuk mencabut hak aborsi di negara itu pada 24 Juni 2022.

Halaman:

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com