Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Permintaan Warga AS untuk Pil Aborsi dari Luar Negeri Melonjak

Kompas.com - 02/11/2022, 07:18 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis JAMA pada Selasa (1/11/2022) mengungkap permintaan pil aborsi oleh warga Amerika Serikat dari luar negeri telah melonjak sejak Mahkamah Agung AS membatalkan hak aborsi dalam konstitusi negara tersebut.

Mahkamah Agung AS menetapkan keputusan tersebut pada Jumat (24/6/2022).

Para peneliti menganalisis jumlah permintaan yang diajukan ke layanan telemedicine Aid Access, yang mengirimkan pil aborsi dari luar negeri ke 30 negara bagian AS.

Baca juga: Google Maps AS Akan Melabeli Klinik Kesehatan yang Sediakan Aborsi

Aid Access sendiri sengaja dibentuk untuk membantu perempuan "mengelola sendiri" aborsi mereka di rumah, menghindari larangan lokal atau hambatan lainnya.

Setelah keputusan kontroversial Mahkamah Agung pada akhir Juni lalu, banyak negara bagian yang dipimpin Partai Republik sangat membatasi atau langsung melarang aborsi.

Menurut penelitian, Aid Access menerima rata-rata 83 permintaan per hari sebelum keputusan Mahkamah Agung dari 30 negara bagian di mana ia beroperasi.

Namun dalam dua bulan setelahnya, jumlah itu melonjak menjadi 213 per hari atau meningkat sekitar 160 persen.

Secara proporsional dengan jumlah wanita di setiap negara bagian, peningkatan permintaan Aid Access tertinggi di Louisiana, Mississippi, Arkansas, Alabama, dan Oklahoma.

Semua negara bagian itu diketahui melarang aborsi sepenuhnya.

Baca juga: Roe v Wade dan Lika-liku Hukum Aborsi AS

Di negara bagian yang melarang aborsi, pembatasan hukum saat ini disebut-sebut sebagai motivasi perempuan untuk menggunakan layanan ini di sekitar 62 persen kasus setelah keputusan Mahkamah Agung, dibandingkan dengan 31 persen sebelumnya.

Studi tersebut menganalisis permintaan pil di situs lain, di mana pil itu tersedia dengan mudah seharga beberapa ratus dollar AS, tetapi tanpa pengawasan medis.

Studi terkait akses layanan aborsi di AS

Sementara itu, studi lain yang diterbitkan pada Selasa (1/11/2022) di jurnal JAMA, melihat waktu perjalanan rata-rata bagi perempuan untuk mencapai klinik aborsi di Amerika Serikat.

Waktu rata-rata adalah 28 menit sebelum keputusan Mahkamah Agung, dan meningkat secara signifikan menjadi 1 jam 40 menit sesudahnya.

Namun, rata-rata nasional menutupi kesenjangan lokal yang luas.

Di negara-negara bagian yang menerapkan larangan atau batasan aborsi total setelah enam minggu kehamilan, rata-rata peningkatan waktu perjalanan adalah empat jam, menurut penelitian tersebut.

Penelitian itu mendapati bahwa kurangnya akses layanan aborsi menjadi masalah terutama bagi mereka yang memiliki sumber daya lebih sedikit.

Dalam 100 hari setelah putusan Mahkamah Agung, setidaknya 66 klinik berhenti melakukan aborsi, menurut sebuah laporan pada awal Oktober oleh Institut Guttmacher.

Baca juga: Gadis Ohio Harus Susah Payah Aborsi ke Indiana akibat Diperkosa, Picu Kemarahan Pembatalan Roe v Wade

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com