Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan China ke Pasifik Menurun Saat Negara-negara Lain Memberikan Lebih

Kompas.com - 01/11/2022, 22:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Data terbaru soal bantuan asing untuk negara-negara Pasifik mencapai titik tertinggi semasa pandemi Covid-19, di saat dana bantuan pembangunan dari China untuk kawasan tersebut menurun.

Temuan ini dimuat dalam laporan terbaru Lembaga Lowy Institute bernama Pacific Aid Map, yang menganalisa bantuan pembangunan yang disalurkan ke negara-negara Pasifik di tahun 2020.

Alexander Dayant, penulis laporan, mengatakan kepada ABC jika beberapa negara pemberi donor, khususnya lewat lembaga multilateral, bertindak cepat untuk membantu perekonomian Pasifik karena pandemi Covid-19 dan pembatasan perjalanan internasional.

"Ini mengesankan sekali dan menunjukkan bagaimana masyarakat internasional bereaksi dengan cepat terhadap dampak parah Covid-19 di Pasifik," katanya.

Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Tiangong China Segera Selesai, Modul Terakhir Terpasang

Bantuan ABD melebihi Australia

Lowy Institute mengatakan negara-negara dan lembaga donor sudah mengucurkan sekitar 6,2 miliar dollar Australia di kawasan Pasifik pada 2020, jauh lebih besar dari angka 4,5 miliar dollar Australia yang diberikan di 2019.

Australia pernah menjadi negara pemberi bantuan terbesar bagi negara-negara Pasifik.

Laporan Pacific Aid Map memperkirakan Australia menghabiskan dana sekitar 1,4 miliar dollar Australia untuk Pasifik di tahun 2020, atau sekitar 29 persen dari keseluruhan bantuan asing yang diberikan.

Tapi di laporan tahun ini, Australia mulai tidak lagi jadi pemberi bantuan terbesar, karena lembaga Bank Pembangunan Asia (ADB) kini menjadi yang terbesar dengan bantuan 1,65 miliar dollar Australia, atau 34 persen dari keseluruhan.

Alexander mengatakan ADB meningkatkan tiga kali lipat bantuan ke kawasan Pasifik selama pandemi Covid-19, dengan menawarkan pinjaman kepada beberapa negara Pasifik agar perekonomian mereka tidak ambruk.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Pelabuhan Yunani Dikuasai China | Jokowi Masuk Tokoh Muslim Dunia

"Ini peningkatan pinjaman dan bantuan besar bagi anggaran negara-negara Pasifik," katanya.

"Ada penurunan dalam proyek-proyek non-Covid-19, karena banyak mitra pembangunan tidak bisa melaksanakan proyek mereka, karena pembatasan perjalanan dan protokol kesehatan yang diberlakukan," katanya.

"Ini berarti bantuan langsung untuk anggaran negara menjadi salah satu cara yang paling cepat untuk membantu keuangan dan sumber daya yang diperlukan negara-negara Pasifik saat itu."

Pemberi bantuan terbesar setelah Australia dan ABD adalah Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru, yang masing-masing mengucurkan dana 477 juta dollar Australia, 375 juta dollar Australia dan 350 juta dollar Australia di tahun 2020.

China memberikan bantuan sebanyak 273 juta dollar Australia di tahun 2020, jumlah bantuan tahunan paling rendah, sejak Lowy mencatat bantuan asing ke kawasan Pasifik mulai 2008.

Baca juga: Pekerja Pabrik Terbesar Apple di China Lompat Pagar Logam demi Kabur dari Lockdown Covid yang Ketat

Bantuan China terus menurun

Alexander mengatakan bantuan pembangunan dari China ke Pasifik terus menurun sejak 2016.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com