Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Vape Kian Marak di Kalangan Anak-anak Selandia Baru

Kompas.com - 28/02/2024, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

WELLINGTON, KOMPAS.com - Merasa kehilangan dan marah atas kematian ayahnya, Lucas Sykes mulai melakukan vaping pada tahun 2021 setelah teman-temannya menyarankan bahwa hal itu akan membantunya melewati proses berduka.

Saat itu dia berusia 10 tahun.

"Apa yang dimulai sebagai tindakan bodoh berkembang menjadi kecanduan nikotin," kata Lucas, seperti dikutip dalam laporan Guardian.

Baca juga: Selidiki Pelanggaran Vape, Petugas di Singapura Malah Mencabuli Tersangka

Meskipun pengecer di Selandia Baru dilarang menjual produk kepada anak-anak, Lucas tidak mengalami kesulitan untuk membeli vape yang sangat terjangkau dan mudah didapat dari toko swalayan yang berjarak hanya 10 meter dari sekolahnya.

Meskipun bermain bola basket dan kickboxing, Lucas sekarang kadang-kadang mendapati dirinya batuk-batuk dan tidak bisa bernapas.

Upaya untuk berhenti vaping telah menyebabkan sakit kepala dan kecemasan yang semakin parah, dengan suasana hatinya berubah, dari ceria menjadi murung.

"Ketika saya mulai vaping, saya menjadi sangat sombong dan sok pintar di depan guru, berpikir bahwa saya keren dan anak-anak akan menyukai saya," katanya.

Di seluruh Selandia Baru, kekhawatiran tentang vaping di kalangan anak-anak, termasuk mereka yang duduk di bangku sekolah dasar, semakin meningkat.

Para kritikus berpendapat bahwa peraturan dan langkah-langkah untuk mengurangi vaping terbukti tidak efektif, sebagian karena kurangnya penegakan hukum.

Meskipun belum ada data yang secara khusus melihat vaping usia sekolah dasar, bukti anekdot menunjukkan bahwa hal ini sedang meningkat.

Baca juga: WHO Ngotot Desak Pengendalian Vape: Harus Seperti Rokok

Angka-angka dari Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa 1.945 siswa sekolah dasar dan menengah dikeluarkan karena melakukan vaping atau merokok pada tahun 2023, naik 73 persen sejak 2021.

Secara lebih luas, studi pemerintah menunjukkan vaping di kalangan remaja telah meningkat secara signifikan sejak 2015.

Satu studi menemukan 10 persen anak berusia 14 hingga 15 tahun melakukan vaping setiap hari, dengan angka yang meningkat di kalangan anak muda Maori dan Pasifik.

Phil Palfrey, anggota eksekutif Federasi Kepala Sekolah Selandia Baru (NZPF), mengatakan bahwa selama 39 tahun menjadi kepala sekolah di sekolah dasar dan menengah, dia belum pernah melihat tren yang begitu populer di kalangan siswa.

"Ketika anak-anak semuda delapan tahun memasukkan sesuatu yang asing ke dalam paru-paru mereka, itu seperti laknat bagi saya," katanya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com