Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Tuntut Warganya yang Direkrut Tentara Rusia Segera Dikembalikan

Kompas.com - 24/02/2024, 15:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India meminta kepada Rusia agar warga negara India yang direkrut untuk mendukung tentara Rusia di garis depan segera dikembalikan.

India juga meminta kepada warga negaranya untuk menjauhi medan perang Rusia-Ukraina dan meminta pihak berwenang Rusia untuk mempercepat pembebasan warganya yang bekerja untuk tentara di garis depan.

Hal ini menyusul laporan surat kabar India The Hindu yang melaporkan bahwa lebih dari 100 warga negara India telah direkrut untuk berperang bersama tentara Rusia di zona perang.

Baca juga: Pilot Rusia yang Membelot ke Ukraina Tewas Ditembak di Spanyol

Namun banyak dari mereka ditipu oleh agen untuk bekerja sebagai pembantu keamanan tentara.

"Kedutaan Besar India telah membahas masalah ini dengan otoritas Rusia terkait untuk memulangkan mereka lebih awal," kata Randhir Jaiswal, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, dalam sebuah pernyataan singkat.

"Kami mendesak semua warga negara India untuk berhati-hati dan menjauhi konflik ini," pinta dia, dikutip dari The Independent pada Jumat (23/2/2024).

Kedutaan Besar India di Rusia mengatakan bahwa semua kasus yang dilaporkan ke Kedutaan Besar akan segera ditangani pihak berwenang Rusia.

Dalam kampanyenya untuk merekrut lebih banyak personel di zona perang, Rusia dilaporkan telah menarik sukarelawan dari negara-negara seperti India, Nepal, dan Pakistan.

Bulan lalu, Nepal berhenti mengeluarkan izin bagi warganya yang ingin bekerja di Rusia dan Ukraina tanpa batas waktu, menyusul kematian sedikitnya 10 tentara Nepal saat bertugas di militer Rusia.

Lebih dari 200 orang diyakini terjebak di garis depan, tidak dapat kembali, dan keluarga menuntut agar putra-putra mereka bisa kembali dengan selamat.

Baca juga: IMF Bakal Kucurkan Dana Rp 13,7 Triliun untuk Ukraina

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Hindu bahwa 100 orang India direkrut oleh Angkatan Darat Rusia di pusat perekrutan di Moskwa dan lebih banyak lagi yang diyakini direkrut dari pusat-pusat lain.

Para pekerja menjalani tes psikometri dan dijelaskan risikonya sebelum dikirim untuk pelatihan.

"Karena mereka dipekerjakan sebagai pembantu, semuanya tergantung pada komando di mana mereka akan dikirim," kata pejabat pertahanan tersebut.

"Bisa saja ke medan perang atau mereka diminta bekerja sebagai kuli angkut. Persetujuan mereka diambil. Pemeriksaan latar belakang dilakukan untuk memastikan tidak ada mata-mata yang direkrut," terangnya.

Dijelaskan bahwa warga negara India dijanjikan pekerjaan sebagai staf pendukung dan tidak berperang di zona perang.

Halaman:

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com