Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Mesir: Tak Ada Persiapan Hadapi Masuknya Warga Sipil Palestina

Kompas.com - 18/02/2024, 17:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Sky News

KAIRO, KOMPAS.com - Sebuah kawasan di dekat perbatasan Mesir dan Gaza saat ini sedang dibersihkan untuk dijadikan kamp bagi 100 ribu pengungsi Palestina.

Hal itu terlihat dari citra satelit yang menunjukkan adanya sebuah pembangunan hingga memicu spekulasi.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Sameh Shoukry membantah laporan bahwa negaranya sedang mempersiapkan masuknya pengungsi bagi warga Palestina.

Baca juga: Israel Terus Serang Rafah, Prospek Gencatan Senjata Meredup

Sebagaimana diberitakan Sky News pada Sabtu (17/2/2024), ada lebih dari 1 juta orang yang berlindung di sekitar Kota Rafah di perbatasan dengan Mesir.

Citra satelit yang diambil Kamis (15/2/2024) menunjukkan pembangunan sedang berlangsung di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza, yang memicu dugaan bahwa Mesir bersiap menerima warga sipil Palestina.

Rekaman situs tersebut konon diposting oleh Yayasan Sinai untuk Hak Asasi Manusia, yang dalam sebuah postingan di media sosial X mengutip para pejabat Mesir yang mengatakan bahwa tenda-tenda sedang disiapkan dan area tersebut dapat berfungsi sebagai kamp untuk menampung hingga 100.000 pengungsi.

Dijelaskan bahwa Mesir akan terus menyediakan truk kemanusiaan untuk warga Palestina di seberang perbatasan.

Namun saat ditanya apakah gagasan masuknya pengungsi Palestina merupakan garis merah baginya, Shoukry berkata: "Tentu saja. Saya siap untuk membahas hal ini pada tingkat tertinggi. Ini bukanlah keadaan yang dapat diterima, dan kami tak ada persiapan".

Baca juga: Imbas Serangan di Rafah Palestina, Israel Makin Dapat Tekanan Internasional

Menteri Luar Negeri Inggris Lord Cameron menyatakan Inggris sangat prihatin dengan situasi di Rafah dan menyerukan Israel untuk berhenti dan berpikir serius sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

Sementara Presiden AS Joe Biden mengatakan rencana yang kredibel diperlukan untuk mengatasi hal tersebut dan demi melindungi warga sipil sebelum serangan.

Para pejabat Israel mengatakan militer sedang menyusun rencana rinci untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah, namun belum memberikan rincian apa pun.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di jaringan AS ABC pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali bahwa pasukannya akan melakukan serangan terhadap Rafah namun juga sedang mempersiapkan rencana ke mana warga sipil akan pergi.

"Kami akan melakukannya. Kami akan menempatkan kelompok Hamas yang tersisa di Rafah," katanya.

"Kami akan melakukannya sambil memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil," imbuh dia.

Israel Katz, Menlu Israel, mengatakan pada hari Jumat bahwa negaranya akan berkoordinasi dengan Mesir mengenai pengungsi Palestina.

Baca juga: Serang Rafah, Israel Klaim Selamatkan 2 Sandera yang Ditawan Hamas

Pasalnya, perang Israel-Hamas telah menghancurkan wilayah di Gaza utara, Kota Gaza, Gaza tengah, dan Khan Younis.

Sehingga, jika Rafah diserang maka tidak ada lagi tempat aman bagi para pengungsi atau warga Palestina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com