Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Rafah, Israel Klaim Selamatkan 2 Sandera yang Ditawan Hamas

Kompas.com - 12/02/2024, 12:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Militer Israel pada Senin (12/2/2024) mengeklaim, pelaksanaan operasi di Rafah Palestina pada Minggu (11/2/2024) malam hingga Senin dini hari membuahkan hasil.

Mereka menyebut, dua sandera yang ditawan kelompok Hamas sejak 7 Oktober 2023 telah diselamatkan dalam operasi gabungan militer dan polisi di Rafah.

Dalam sebuah pernyataan Militer Israel pada Senin, tentara mengidentifikasi keduanya, yakni Fernando Simon Marman (60) dan Louis Har (70).

Baca juga: 52 Orang Tewas akibat Serangan Israel di Rafah Sebelum Fajar Tadi

Dikatakan, keduanya diculik oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober dari Kibbutz Nir Yitzhak.

"Kondisi kesehatan keduanya baik. Mereka kemudian dipindahkan untuk pemeriksaan medis di rumah sakit Sheba Tel Hashomer," kata pernyataan itu dikutip dari AFP.

Selama serangan 7 Oktober, Hamas menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Israel mengatakan sekitar 130 orang masih berada di Gaza, meskipun 29 orang diperkirakan tewas.

Sementara puluhan tawanan juga telah dibebaskan dalam gencatan senjata satu minggu pada akhir November 2023.

Pada gencatan senjata itu, 200 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel ikut dibebaskan.

Dalam perundingan baru untuk menghentikan pertempuran telah diadakan di Kairo, dan Hamas terbuka terhadap gencatan senjata baru, termasuk lebih banyak pertukaran tawanan dan sandera.

Baca juga: Hamas: Serangan Israel di Rafah Mengancam Perundingan Pembebasan Sandera

Sayap militer kelompok tersebut pada hari Minggu mengatakan dua sandera telah tewas dan delapan lainnya terluka parah dalam pemboman Israel dalam beberapa hari terakhir, sebuah klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh AFP.

Sedangkan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas menyatakan bahwa sebanyak 52 warga Palestina termasuk anak-anak tewas dalam serangan udara besar-besaran semalam.

Sebelumnya, Israel telah mempersiapkan serangan darat ke kota padat di sepanjang perbatasan dengan Mesir, tempat ratusan ribu pengungsi Palestina mencari perlindungan dari pertempuran di Jalur Gaza.

Situasi kemanusiaan yang genting di Rafah telah mendorong kelompok bantuan dan pemerintah asing, termasuk sekutu utama Israel, Amerika Serikat menyatakan keprihatinan yang mendalam atas potensi bencana dari perluasan operasi di Rafah.

Hamas juga telah memperingatkan bahwa serangan darat di Rafah akan membahayakan pembebasan sandera Israel di masa depan yang diambil selama serangan 7 Oktober 2023 yang lalu.

Namun, sedikitnya 52 orang tewas dalam serangan udara besar-besaran di kota Rafah yang penuh pengungsi sebelum fajar pada hari Senin.

Baca juga: Iran Tuntut Israel Dikeluarkan dari PBB

Serangan tersebut menghantam 14 rumah dan tiga masjid di berbagai wilayah di Rafah.

Diketahui, Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang melarikan diri dari serangan tanpa henti Israel terhadap an melawan Hamas, yang memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com