Israel menolak tuntutan Palestina untuk mengembalikan para pengungsi ke tempat tinggal mereka dalam negosiasi perdamaian apa pun.
UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah, didirikan pada 1949 untuk mengawasi program-program bantuan bagi para pengungsi Palestina.
UNRWA mendefinisikan “pengungsi Palestina” sebagai “orang-orang yang tempat tinggal sejatinya adalah Palestina antara 1 Juni 1946 dan 15 Mei 1948, yang kehilangan rumah dan pekerjaan sebagai akibat dari konflik 1948”.
Keturunan orang-orang dalam definisi ini, termasuk anak-anak adopsi, juga memenuhi persyaratan untuk mendaftarkan diri sebagai pengungsi.
UNRWA menyatakan ketika organisasi mulai beroperasi pada 1950, sedikitnya ada 750.000 pengungsi Palestina yang mereka bantu.
Kini, sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan UNRWA.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 1.5 juta orang tinggal di 58 kamp pengungsi yang diakui UNRWA.
Kamp-kamp ini ada di Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza, dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Terdapat pula area-area di luar kamp-kamp UNRWA yang menjadi tempat bernaung pengungsi Palestina, seperti Yarmouk, yang terletak di dekat Damaskus, ibukota Suriah.
Baca juga: Serangan Israel Tewaskan Mantan Menteri Palestina
Profesor Dawn Chatty menjelaskan bahwa akibat pembentukan negara Israel, banyak orang Arab Palestina yang tadinya tinggal di teritori yang ditetapkan sebagai wilayah negara Yahudi melarikan diri ke teritori yang diperuntukkan untuk negara Arab.
“Mereka mencari suaka di Gaza dan Tepi Barat. Mereka menjadi pengungsi 1948,” jelasnya.
Data UNRWA menunjukkan lebih dari 871.000 pengungsi terdaftar hidup di Tepi Barat, dan seperempatnya tinggal di 19 kamp pengungsi.
Sementara di Gaza, terdapat sekitar 1,7 juta pengungsi, dan sekitar 620.000 dari mereka tinggal di delapan kamp yang diakui UNRWA.
Selain dari 3,3 juta orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan 2,3 juta orang Palestina di Gaza, terdapat juga 1,75 juta orang Palestina yang tinggal di Israel (sekitar 20 persen dari total populasi Israel).
Semua orang Palestina di luar wilayah-wilayah ini membentuk diaspora yang lebih besar, termasuk mereka yang meninggalkan tanah air mereka sebelum 1948 (akibatnya tidak masuk hitungan PBB), keturunan mereka, dan juga mereka yang meninggalkan tanah leluhur tapi tidak mendaftarkan diri sebagai pengungsi.
Menurut angka terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Palestina, sekitar 7,3 juta orang Palestina hidup di diaspora global, meliputi kawasan Timur Tengah, Amerika Latin, sampai Australia.
Kendati demikian, Badan Pusat Statistik Palestina hanya menghitung orang-orang Palestina yang memiliki kartu tanda penduduk atau yang terdaftar sebagai pengungsi. Jadi, total populasi diaspora bisa saja jauh lebih besar.
Secara keseluruhan, lebih dari enam juta orang Palestina tinggal di negara-negara Arab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Data juga menunjukkan sekitar setengah dari para eksil ini tinggal di Yordania, yang berbatasan dengan Israel di sebelah timur.