Penulis: VOA Indonesia
TEPI BARAT, KOMPAS.com - Warga di Tepi Barat pada malam Natal 2023 membentangkan, mengarak, dan kemudian mengibarkan bendera Palestina berukuran sangat besar di Manger Square, Bethlehem.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Aksi dilaksanakan ketika tempat kelahiran Yesus yang biasanya ramai, pada Minggu (24/12/2023) itu, tampak bagai kota mati karena pembatalan sejumlah acara perayaan Natal 2023.
Baca juga: Paus Fransiskus Buka Perayaan Natal 2023 dalam Bayang-bayang Perang
Tidak ada lagi lampu-lampu yang biasanya menghiasi Manger Square. Begitu pula kerumunan jemaat dan wisatawan asing, atau marching band anak-anak muda yang biasanya meramaikan kota itu pada malam Natal.
Munther Isaac, seorang pastur di Evangelical Lutheran Christmas Church di Bethlehem mengatakan dalam bahasa Arab, “tidak mungkin” dapat merayakan Natal ketika pertempuran di Jalur Gaza masih terus berlanjut.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang diperintah oleh Hamas, mengatakan hingga hari Minggu ini lebih dari 20.000 warga tewas dan lebih dari 50.000 lainnya luka-luka akibat serangkaian serangan balasan Israel dari darat dan udara terhadap kelompok militan Hamas.
Sementara, sebanyak 85 persen dari 2,3 juta penduduk di daerah kantong itu terpaksa mengungsi.
Israel melancarkan serangan balasan ke Jalur Gaza untuk menghancurkan kelompok militan Hamas yang menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 warga Israel, sebagian besar warga sipil.
Baca juga: Paus Fransiskus Minta Dimakamkan di Roma, Bukan Vatikan
Hamas juga menyandera sekitar 240 orang, yang sebagian telah dibebaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.