Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Ragam Cara Hamas Memperoleh Uang

Kompas.com - 15/12/2023, 11:28 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Portofolio investasi

Menurut Departemen Perbendaharaan untuk Pengawasan Aset Luar Negeri AS (OFAC), Hamas memiliki kantor investasi internasional dengan aset diperkirakan senilai 500 juta dollar AS (Rp7,7 triliun).

Jaringan ini memiliki perusahaan-perusahaan di berbagai negara seperti Sudan, Turki, Arab Saudi, Aljazair, dan Uni Emirat Arab, menurut OFAC.

Departemen itu meyakini bahwa Dewan Shura dan Komite Eksekutif Hamas, yang berisi pemimpin-pemimpin top Hamas, mengontrol dan mengawasi portofolio investasi ini.

OFAC tahun lalu mempublikasikan daftar pejabat-pejabat Hamas, fasilitator-fasilitator, dan perusahaan-perusahaan yang “sudah digunakan Hamas untuk menyembunyikan dan mencuci uang”.

Washington DC menganggap Hamas sebagai organisasi teroris dan memberikan penalti kepada siapa pun yang melakukan bisnis dengan mereka.

Sebagian dari perusahaan-perusahaan yang disebut AS, antara lain grup perusahaan tambang Sudan, perusahaan real estate Turkiye, dan perusahaan konstruksi Saudi.

Bulan lalu, OFAC juga mengumumkan sanksi putaran kedua yang mencakup perwakilan Hamas di Teheran dan anggota-anggota Garda Revolusi Iran.

Aset kripto dan donasi

Hamas juga menggantungkan keuangan mereka pada donasi-donasi yang diterimanya dari simpatisan-simpatisan di Palestina, negara-negara Arab, dan di luar wilayahnya, tutur al Hroub.

Donasi-donasi ini, seringkali melalui cara zakat, telah membantu mendanai Hamas.

Hamas memiliki berbagai cabang, sehingga ketika mereka meminta uang melalui sumber-sumber pendanaan yang tidak resmi ini, Hamas tidak berkata bahwa uangnya akan digunakan untuk mendanai sayap militer mereka.

Baca juga: 6 Poin Perkembangan Terkini Perang Israel-Hamas

“Tapi (Hamas) meminta uang untuk sekolah, rumah sakit, atau kampanye politik,” ujar al Hroub, penulis buku “Hamas: Political Thought and Practice” and “Hamas: A Beginners Guide” atau “Hamas: Pikiran dan Praktik Politik” dan “Hamas: Pedoman untuk Pemula”.

Dia mengenang bahwa setelah Intifada Kedua, ketika AS meluncurkan kampanye “Perang Melawan Teror” untuk memangkas pendanaan kepada grup-grup yang mereka anggap teroris, Hamas dapat mengumpulkan dana sebesar 1,5 juta juta dollar AS (Rp 23,2 miliar) hingga 2 juta juta dollar AS (Rp 31 miliar) dalam satu hari setelah salat-salat Jumat di Gaza.

"Ketika Hamas berupaya mengumpulkan dana melalui organisasi-organisasi amal, mereka tidak mengatakan uang-uang itu digunakan untuk mendanai Hamas, tetapi mereka menaruh foto seorang anak yang berdarah-darah,” sebut Matthew Levitt.

Ia memperkirakan bahwa sebagian besar dari uang itu akan pada akhirnya digunakan untuk tujuan-tujuan militer.

Sejak 2019, sebagian dari donasi-donasi ini dilakukan melalui aset kripto.

Hamas adalah salah satu dari yang pertama menggunakannya atau setidaknya meminta donasi-donasi berupa aset kripto,” tutur Ari Redbord, kepala global untuk isu-isu kebijakan dan pemerintahan di TRM Labs, sebuah perusahaan teknologi intelijen rantai blok.

Dia mengatakan Hamas awalnya menggunakan Bitcoin tetapi sejak 2022 telah menambahkan mata uang digital Tron.

Redbord menjelaskan, aset kripto memungkinkan uang dalam jumlah besar untuk digerakkan melewati batas negara yang jauh lebih cepat dibandingkan transfer uang konvensional, dan ini membuat teknologi tersebut “sangat menarik untuk aktor-aktor legal dan terlarang”.

Kendati demikian, teknologi ini dapat dilacak melalui cara yang kian canggih, yang membuat pemerintah-pemerintah seperti Israel dan Amerika Serikat mampu melacak donasi-donasi aset kripto untuk Hamas secara efisien.

Menurut TRB Labs, pada 2020 Kementerian Hukum AS menyita 150 alamat aset kripto yang diasosiasikan dengan Hamas, yang dikumpulkan di Telegram dan situs-situs.

“Ratusan dari alamat-alamat lain juga telah disita oleh otoritas Israel dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan, sampai-sampai Hamas mengatakan pada April 2023 bahwa mereka berhenti mengumpulkan dana berupa aset kripto sebab pendonor-pendonor mereka menjadi target,” ujar Redbord.

Walaupun momen-momen kekerasan biasanya terjadi ketika para pendonor paling banyak bergerak, TRM Labs tidak melihat lonjakan pengumpulan dana sejak 7 Oktober, hanya sekitar 20.000 juta dollar AS (Rp 310 juta).

“Aset kripto adalah potongan yang sangat kecil dari puzzle pendanaan teror,” ungkap Ari Redbord.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com