Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Jamin Keamanan Pangan bagi Banyak Negara lewat Jalur Baru

Kompas.com - 23/11/2023, 15:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KYIV, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Kamis (23/11/2023) menjamin keamanan pangan yang signifikan bagi banyak negara dan wilayah di seluruh dunia.

Kuleba menjelaskan, meski terjadi perang dan ladang-ladang terkontaminasi ranjau, serta serangan drone dan rudal Rusia terjadi terus-menerus, Ukraina menemukan cara baru mengangkut bahan makanannya ke luar negeri melalui darat dan laut.

"Setelah Rusia secara sepihak menarik diri dari Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam yang penting pada Juli 2023, kami mendirikan koridor ekspor maritim kami sendiri, yang dilindungi oleh Angkatan Bersenjata Ukraina," kata Kuleba, dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia.

Baca juga: G7 Kecam Rusia atas Penghancuran Infrastruktur Ekspor Biji-bijian Ukraina

Menlu Kuleba mengeklaim, lebih dari 100 kapal sudah melewati jalur baru ini dan membawa hampir empat juta ton kargo.

Ketahanan pangan global adalah salah satu dari sepuluh elemen Formula Perdamaian Ukraina yang diusung Presiden Volodymyr Zelensky yang dipresentasikan tahun lalu.

Pada November 2022, Zelensky meluncurkan inisiatif kemanusiaan "Biji-bijian dari Ukraina."

Ukraina bekerja sama dengan para mitra internasionalnya untuk mengumpulkan dana guna membeli gandum dari petani Ukraina melalui program ini.

Negara penerima ditentukan oleh Ukraina dan negara mitra yang bekerja sama dengan Program Pangan Dunia PBB (WFP).

Menurut Ukraina, inisiatif ini menyatukan lebih dari 30 negara dan mengumpulkan sekitar 220 juta dollar AS (Rp 3,43 triliun).

"Kami terus berupaya meningkatkan jumlah donor dan kontribusi," ujar Kuleba.

Sejauh ini, Ukraina telah mengirim 170.000 ton gandum ke sejumlah negara antara lain Ethiopia, Somalia, Yaman, dan Kenya.

Lebih dari 12.000 ton diperkirakan akan dikirim ke Somalia dan 32.000 ton ke Sudan dalam waktu dekat.

Ekspor pangan juga disebut sudah mencapai Aljazair, Djibouti, Mesir, Kenya, Libya, Lebanon, Maroko, Somalia, Tunisia, Bangladesh, China, India, India, Malaysia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Irak, Oman, Pakistan, Turkiye, Yaman, dan negara-negara lainnya.

Baca juga: Ukraina Ekspor 1,3 Juta Ton Produk lewat Jalur Baru

Kuleba turut menjelaskan, Ukraina belajar dari genosida Holodomor ketika rezim Joseph Stalin di Soviet secara paksa merampas semua makanan dari Ukraina dan menutup desa-desa yang kelaparan untuk mencegah orang-orang mencari pertolongan.

Jutaan orang yang mayoritas adalah anak-anak meninggal karena kelaparan.

"Kekejaman ini, yang dikenal sebagai genosida Holodomor, meninggalkan luka mendalam dalam ingatan kita bersama. Kami memperingati para korbannya pada akhir November," terang Kuleba.

KTT internasional kedua untuk "Gandum dari Ukraina" akan diadakan di Kyiv pada 25 November 2023, untuk memperkuat upaya global \memerangi kelaparan dan kekurangan pangan.

Acara mendatang diharapkan dapat memulai proyek bersama baru untuk penyimpanan biji-bijian, pengolahan primer, dan transportasi produk pertanian ke negara-negara penerima.

Baca juga: Jajal Rute Baru, Kapal Ekspor Biji-bijian Ukraina Kedua Tiba di Turkiye

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com