Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Direktur Sino-Nusantara Institute

Direktur Sino-Nusantara Institute, Mahasiswa PhD Hubungan Internasional, Central China Normal University (CCNU) Wuhan, China.

Konflik Palestina-Israel, Dukungan Barat, dan Peran Internasional

Kompas.com - 27/10/2023, 09:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kepentingan tersebut seperti mempertahankan sumber daya energi, mencegah penyebaran pengaruh dari Uni Soviet atau sekarang Rusia dan Iran, memastikan keamanan Israel dan aliansi Arab, melawan terorisme, mempromosikan nilai demokrasi, dan mengurangi laju pengungsi ke Amerika Serikat.

Pun dalam konflik Israel-Palestina saat ini yang memasuki setengah bulan lebih, AS dan Barat dengan sangat gamblang mendukung Israel.

AS sudah lama menjadi pendukung terkuat Israel, tak hanya di forum internasional, tapi juga dengan memberikan bantuan keuangan dan militer sebesar 158 miliar dollar AS sejak Perang Dunia II, lebih banyak dibandingkan negara lain mana pun.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Washington telah mengirimkan pejabat tinggi, bantuan keuangan, dan militer ke Tel Aviv. Mereka juga mengirimkan kapal perang terbesar di dunia ke Mediterania timur.

Meskipun para pejabat AS mengatakan tidak ada rencana mengirim pasukan ke Israel, Kongres diperkirakan akan menyetujui bantuan lebih lanjut ke negara tersebut.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengerahkan dua kapal Angkatan Laut Kerajaan dan pesawat pengintai untuk mendukung Israel, kata kantor Downing Street pada Kamis (13/10) lalu.

Paket militer tersebut termasuk pesawat pengintai P8, aset pengawasan lainnya, dua kapal tambahan, tiga helikopter Merlin, dan satu kompi Marinir Kerajaan.

Terlepas dari sikap pemerintah Inggris, lebih dari 100.000 pengunjuk rasa berkumpul di London pada pekan lalu dan ribuan di kota-kota lain di Inggris. Unjuk rasa yang mengecam Israel juga banyak dilakukan di kota lain di Eropa.

Peran penting Jerman dalam Holocaust – ketika 6 juta orang Yahudi dibunuh – telah membuat Berlin memiliki “komitmen khusus” terhadap Israel sejak berdirinya negara tersebut pada 1948.

“Saat ini, hanya ada satu tempat bagi Jerman. Itu adalah sisi Israel,” kata Kanselir Olaf Scholz dalam pidatonya di parlemen Jerman pada pekan lalu.

Seperti Inggris dan Amerika, Jerman telah menawarkan bantuan militer kepada Israel dan berjanji akan mengeluarkan larangan resmi terhadap aktivitas yang dilakukan atau untuk mendukung Hamas.

Scholz menambahkan bahwa kelompok seperti Samidoun, yang berada di balik demonstrasi akhir pekan lalu, akan dilarang.

Video polisi Jerman yang menggunakan kekerasan terhadap demonstran di Berlin telah beredar luas di media sosial.

Kebijakan berstandar ganda yang dilakukan Barat membantu Israel dengan bantuan militer dan lainnya, tak hanya dilakukan langsung oleh pemerintah AS.

Sikap standar ganda itu juga dilakukan media-media Barat dalam framing pemberitaan yang bias dan dilakukan melalui NGO internasional yang mendapat sokongan dana Barat, seperti World Uighur Congress (WUC).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com