Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Yakin Serangan Hamas untuk Ganggu Hubungan Israel-Arab Saudi yang Kian Hangat

Kompas.com - 21/10/2023, 09:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Joe Biden pada Jumat (20/10/2023) mengungkapkan keyakinan bahwa serangan Hamas terhadap Israel dua minggu lalu bertujuan untuk mengganggu hubungan yang sedang menghangat antara negara itu dan Arab Saudi.

"Salah satu alasan mengapa mereka bertindak seperti itu... mengapa Hamas bergerak ke Israel ... (adalah) karena mereka tahu saya akan duduk bersama Saudi," kata Biden kepada para tamu di sebuah acara penggalangan dana kampanye.

"Arab Saudi ingin mengakui Israel... menyatukan Timur Tengah," tambahnya, dikutip dari AFP.

Baca juga: Para Selebriti Hollywood Ini Kirim Surat ke Biden, Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Momentum menuju kesepakatan penting yang ditengahi AS untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi telah dihancurkan oleh serangan 7 Oktober oleh kelompok Hamas ke Israel.

Kelompok itu menyerbu masuk ke Israel dari Jalur Gaza, menyandera lebih dari 200 orang dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil yang ditembak, menurut para pejabat Israel.

Sejak saat itu, Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas, dan mengatakan bahwa sekitar 1.500 pejuang kelompok tersebut terbunuh dalam bentrokan sebelum tentara Israel berhasil merebut kembali kendali atas wilayah yang awalnya diserang.

Kampanye pengeboman yang diluncurkan Israel sebagai tanggapan serangan Hamas sejauh ini telah menewaskan 4.137 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Para pejabat Arab Saudi mengumumkan pada saat kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Riyadh pada 14 Oktober, bahwa negara tersebut telah menangguhkan pembicaraan dengan Israel mengenai normalisasi hubungan.

Baca juga: Jerman Temukan 1.100 Lebih Pelanggaran Terkait Konflik Hamas-Israel

Penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, telah berbicara tentang kemajuan dengan Israel tetapi juga bersikeras untuk bergerak dalam perjuangan Palestina.

Arab Saudi tidak pernah mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham tahun 2020 yang ditengahi oleh Amerika Serikat.

Seperti diketahui, perjanjian itu telah mendorong negara tetangga Bahrain dan Uni Emirat Arab, serta Maroko, menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Pemerintahan Biden telah menekan Arab Saudi untuk mengikutinya, dengan Riyadh menuntut jaminan keamanan dari Washington dan bantuan dalam mengembangkan program nuklir sipil.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News bulan lalu, putra mahkota Arab Saudi mengatakan bahwa ia "semakin dekat setiap hari" dengan kesepakatan normalisasi dengan Israel, sambil menekankan pentingnya masalah Palestina bagi negaranya.

Hamas, gerakan Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza, menentang perjanjian normalisasi dengan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com