Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Hamas Mengeksploitasi Celah Geopolitik Timur Tengah

Kompas.com - 10/10/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Israel sempat berusaha untuk terus mendekati MBS dan Arab Saudi, agar rencana normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi dengan Iran dan Suriah tidak membuat posisi Israel menjadi terkucilkan.

Nampaknya Israel berhasil mendapatkan komitmen tersebut dari Arab Saudi, tapi tidak mampu membatalkan rencana normalisasi relasi Arab Saudi dengan Iran dan Suriah dan gagal menghalangi pergeseran pendulum geopolitik Arab Saudi ke China dan Rusia.

Hal tersebut ditambah pula dengan kondisi Amerika Serikat yang tidak terlalu prima saat ini, baik secara ekonomi maupun secara militer dan geopolitik.

Secara ekonomi, negeri Paman Sam sedang berjuang keluar dari tekanan resesi. Dan secara militer serta geopolitik, Amerika Serikat sedang fokus dan berkonsentrasi membantu Ukraina di Eropa Timur.

Dengan kata lain, serangan Hamas tentu secara substantif sangat diharapkan oleh Moskow, karena akan mendistraksi perhatian Amerika Serikat dari Ukraina.

Karena itu ada perbedaan bahasa terkait pernyataan antara Amerika Serikat dan Rusia setelah Hamas melancarkan serangan dadakannya tersebut.

Amerika Serikat mengutuk keras serangan Hamas tersebut dan siap mengirimkan bantuan militer untuk membantu Israel.

Sementara itu, Rusia hanya menyuarakan agar terjadi gencatan senjata segera di antara kedua belah pihak.

Dan nampaknya, China dan negara-negara anggota BRICS plus akan mengambil trik penyikapan yang sama dengan Rusia, sembari berusaha untuk tidak menunjukkan sikap negatif kepada Iran.

Dan saya meyakini bahwa Hamas sangat menyadari pergeseran pendulum geopolitik di Timur Tengah tersebut. Walhasil, terlepas diketahui atau tidak oleh Iran, yang jelas langkah serangan dadakan yang diambil Hamas mewakili kepentingan dan aspirasi geopolitik Iran selama ini di satu sisi dan sesuai dengan tendensi geopolitik Timur Tengah yang semakin berpihak kepada Iran di sisi lain.

Perang besar akan membakar Timur Tengah jika Amerika Serikat tidak segera melakukan pendekatan geopolitik yang berarti.

Komitmen militer dari Amerika tentu tak perlu diragukan lagi, sebagaimana dukungan Amerika Serikat pada Israel di Perang Yom Kippur dengan menghadirkan senjata antitank yang akhirnya membuat ratusan tank-tank Mesir terhenti di Sinai.

Namun dari perkembangan geopolitik yang ada, dukungan militer Amerika Serikat semestinya diberikan hanya untuk memperkuat pertahanan Israel, menjaga kedaulatan teritorial semata, bukan untuk membuat Israel semakin memperluas daerah kekuasaannya, seperti menduduki kembali Jalur Gaza, yang potensial akan mengundang antipati banyak negara Arab lainnya.

Dengan kata lain, langkah strategis yang dibutuhkan Amerika Serikat saat ini adalah pendekatan geopolitik, agar negara-negara Arab arus utama, seperti Arab Saudi dan UAE (United Arab Emirates) menolak legitimasi serangan Hamas di satu sisi dan memberi China serta Rusia peran yang lebih besar dalam penciptaan perdamaian Israel - Palestina di sisi lain.

Tujuan jangka panjangnya tentu agar terbentuk keseimbangan baru di Timur Tengah yang tidak membahayakan Israel, di mana negara besar lainnya, termasuk Arab Saudi, UAE, dan Iran, selain China dan Rusia, juga memiliki andil besar dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah.

Dan tujuan taktisya agar Hamas segera kehilangan celah geopolitis untuk meneruskan serangannya ke Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com