Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2023, 11:43 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BRASILIA, KOMPAS.com - Pemerintah Brasil sedang mempersiapkan sebuah gugus tugas untuk memberikan bantuan darurat kepada penduduk di wilayah Amazon yang dilanda kekeringan parah.

Menteri Lingkungan Hidup Brasil Marina Silva mengatakan, kekeringan ekstrem telah berdampak pada kondisi sungai-sungai yang menjadi penopang kehidupan para penduduk. 

Dia menuturkan, menyusutnya volume air sungai dan memanasnya air di sana telah membunuh banyak ikan yang terlihat mengambang di permukaan sungai. Kondisi ini pun turut mencemari sumber air minum.

Baca juga: Misteri Kemunculan Ikan Naga Raksasa Khas Sungai Amazon di Kamboja, Beratnya Capai 70 Kilogram

"Kami menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan. Rekor kekeringan ini telah mengganggu rute transportasi sungai yang mengancam kekurangan makanan dan air, serta kematian ikan dalam jumlah besar telah dimulai," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Marina Silva menyampaikan, sekitar 111.000 orang telah terdampak kekeringan di wilayah yang sebagian besar protein penduduknya berasal dari penangkapan ikan tersebut.

Badan pertahanan sipil Brasil memperingatkan bahwa kekeringan pada akhirnya dapat berdampak pada 500.000 orang di Amazon.

Situs web Port of Manaus mengatakan, permukaan air Rio Negro turun rata-rata 30 sentimeter (cm) per hari sejak pertengahan September dan mencapai 16,4 meter pada Rabu (27/9/2023), sekitar enam meter di bawah permukaan air pada hari yang sama tahun lalu.

Marina Silva menjelaskan, satuan tugas federal akan diterbangkan oleh Angkatan Udara ke negara bagian Amazonas dan Acre dengan membawa air, makanan, obat-obatan dan sumber daya lainnya.

Baca juga: Kelompok Gerilya Kolombia Bantah Ancam Keluarga 4 Anak yang Selamat di Amazon

Pemerintah Brasil juga mengalokasikan 140 juta reais untuk mengeruk sungai-sungai dan pelabuhan-pelabuhan di wilayah tersebut agar transportasi dapat terus mengalir ketika permukaan air turun.

Seperti halnya banjir di bagian selatan Brasil, wilayah dan sungai Amazon mengering diakibatkan oleh fenomena El Nino, yang menghangatkan air permukaan di Samudra Pasifik.

Tahun ini dampaknya lebih besar dari biasanya, kata para ahli cuaca.

Silva mengatakan bahwa ini adalah efek dari El Nino yang bercampur dengan perubahan pola cuaca yang disebabkan oleh pemanasan global.

"Kita melihat tabrakan dua fenomena, yang pertama adalah fenomena alam yaitu El Nino dan yang kedua adalah fenomena yang disebabkan oleh manusia, yaitu perubahan suhu bumi," katanya.

Diperparah oleh perubahan iklim, kata Silva, kombinasi ini telah menyebabkan kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amazon dan jauh lebih kuat dan dapat terjadi lebih sering.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham 'Statement' Macam Apa yang Disampaikan PM Israel

Menlu Retno di DK PBB: Saya Tak Paham "Statement" Macam Apa yang Disampaikan PM Israel

Global
KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

KBRI Singapura Gelar Diskusi Keamanan ASEAN di Bintan

Global
Eks Menlu AS Henry Kissinger Meninggal pada Usia 100 Tahun

Eks Menlu AS Henry Kissinger Meninggal pada Usia 100 Tahun

Global
Ikuti Finlandia, Estonia Akan Tutup Perbatasan dengan Rusia

Ikuti Finlandia, Estonia Akan Tutup Perbatasan dengan Rusia

Global
Malaysia dan Indonesia Cari Teman untuk Lawan UU Deforestasi Uni Eropa

Malaysia dan Indonesia Cari Teman untuk Lawan UU Deforestasi Uni Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Rangkuman Hari Ke-644 Serangan Rusia ke Ukraina: Restu Turkiye untuk Swedia | Avdiivka Diberondong 1.000 Peluru

Global
[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

[POPULER GLOBAL] Raja Malaysia dan Pangeran Monako Minum Cendol di Warung | Hamas Undang Elon Musk

Global
Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Global
Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Pemerintah Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakat Lakukan Perundingan Damai

Global
Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Politisi Hezbollah Berharap Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut

Global
Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh 2 Anak Palestina di Tepi Barat

Global
Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Charlie Munger, Mitra Bisnis Terlama Warren Buffett, Meninggal di Usia 99 Tahun

Global
Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Meski Bantuan Berkurang, Ukraina Tegaskan Tak Akan Mundur Lawan Rusia

Global
Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Global
Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com