Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dipenjara, Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Bisa Jadi Penasihat Pemerintah

Kompas.com - 23/09/2023, 21:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

BANGKOK, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra yang saat ini mendekam di penjara, dikatakan masih bisa bertindak sebagai penasihat pemerintahan baru, demikian menurut partai yang berkuasa di negara itu, Jumat (22/9/2023).

Pernyataan ini sontak menjadi keresahan di kalangan oposisi miliarder tersebut.

Pria berusia 74 tahun yang digulingkan oleh kudeta militer pada 2006 itu kembali ke Kerajaan Thailand pada bulan lalu dan langsung dipenjara atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Baca juga: Teka-teki Masa Depan Thaksin Shinawatra Sepulangnya ke Thailand Mulai Terbaca

Perdana Menteri Thailand yang baru, Srettha Thavisin, berasal dari partai yang sama dengan partai pengusung Thaksin, Pheu Thai.

Awal pekan ini, Srettha Thavisin mengatakan bahwa mantan perdana menteri yang telah dua kali menjabat itu masih bisa mengabdi kepada negara.

Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai mengatakan pada Jumat (22/9/2023) bahwa ia mendukung gagasan menjadikan Thaksin sebagai penasihat pemerintah.

"Ini akan menjadi hal yang baik karena dia punya pengalaman enam tahun di pemerintahan. Ini akan bermanfaat bagi negara," ujar Phumtham Wechayachai kepada wartawan di gedung pemerintah.

Sumber lain dari partai tersebut memberikan konfirmasi kepada kantor berita AFP bahwa pemerintahan koalisi baru yang dipimpin oleh Pheu Thai berencana untuk berkonsultasi dengan Thaksin setelah dia dibebaskan dari penjara.

Srettha mengatakan, Thaksin dapat membantu pemerintah berupaya meningkatkan perekonomian sebesar lima persen per tahun.

Thaksin sebelumya dikenal dengan kebijakan Thaksinomics pada awal tahun 2000-an yang membawa Thailand mengalami pertumbuhan pesat.

"Saya yakin dia punya nilai tambah bagi pemerintah dan rakyat Thailand," kata Srettha kepada Bloomberg TV dalam wawancara di sela-sela Majelis Umum PBB di New York.

Meski Thaksin masih dicintai oleh jutaan warga Thailand karena meningkatkan pendapatan warga pedesaan, ia adalah tokoh yang sangat kontroversial.

Elite royalis dan pendukung militer Thailand telah lama mengkritiknya, dan sebagian besar politik Thailand selama dua dekade terakhir diwarnai oleh upaya pemerintah untuk menjauhkan Thaksin dan sekutunya dari kekuasaan.

Baca juga: Raja Thailand Kurangi Hukuman Penjara Thaksin Shinawatra dari 8 Tahun Jadi 1 Tahun

Thaksin pulang setelah eksil 15 tahun

Sebelumnya, dikatakan bahwa mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra bisa dibebaskan bersyarat secepatnya pada akhir Februari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com