Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Negara Asia Tenggara dengan Jumlah Orang Paling Banyak Pindah Agama

Kompas.com - 13/09/2023, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

SINGAPURA, KOMPAS.com - Sebuah survei yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan bahwa warga Singapura berada di urutan teratas di kawasan Asis Tenggara dalam hal memandang agama yang berbeda sesuai dengan budaya dan nilai-nilai nasional

Singapura juga merupakan satu-satunya negara yang disurvei yang memiliki jumlah besar orang yang berpindah agama selama hidup mereka.

Dilansir dari CNA, warga Singapura menempati posisi teratas di Asia Tenggara dalam hal kemungkinan besar melihat agama yang berbeda sebagai sesuatu yang sesuai dengan budaya dan nilai-nilai negara mereka, sebagai ukuran toleransi beragama.

Baca juga: Jelang Pemilu, Malaysia Bentuk Unit Khusus Atasi Isu Ras dan Agama

Sebuah studi yang dilakukan oleh lembaga think-tank Amerika, Pew Research Center, yang dirilis pada hari Selasa (12/9/2023), juga menemukan bahwa Singapura merupakan satu-satunya negara dengan jumlah orang dewasa yang berpindah agama selama hidupnya.

Survei ini dilakukan di enam negara, yakmi Kamboja, Indonesia, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand.

Survei ini menangkap tanggapan terhadap berbagai agama, yaitu Buddha, Islam, Kristen, Hindu, agama tradisional China, dan kepercayaan lokal atau agama asli.

Lebih dari 2.000 orang disurvei di Singapura. Dalam beberapa ukuran toleransi beragama, masyarakat Singapura menunjukkan pandangan yang menerima secara luas terhadap kelompok-kelompok lain, demikian hasil penelitian tersebut.

Hampir 90 persen orang dewasa Singapura mengatakan bahwa Islam, Kristen, Hindu, agama tradisional China, dan kepercayaan lokal atau agama asli sesuai dengan budaya dan nilai-nilai Singapura.

Pertanyaan survei ini tidak menanyakan tentang agama yang paling dominan di setiap negara, yang mana untuk Singapura adalah agama Buddha.

Sekitar 30 persen orang dewasa Singapura mengaku beragama Buddha; Singapura merupakan satu-satunya negara yang disurvei dimana tidak ada satu pun kelompok agama yang menjadi mayoritas.

Baca juga: PBB Loloskan Resolusi Kebencian Agama Setelah Pembakaran Al Quran, AS dan UE Menolak

Temuan di Singapura melampaui proporsi di negara-negara lain yang disurvei, di mana agama mayoritasnya adalah Buddha atau Muslim.

Studi ini juga mengidentifikasi tren perpindahan agama di Singapura.

Di semua negara lain yang disurvei, hampir semua orang dewasa masih mengidentifikasi diri mereka dengan agama tempat mereka dibesarkan.

Namun di Singapura, 35 persen dari mereka menyatakan bahwa agama mereka telah berubah selama hidup mereka.

"Perpindahan agama ini telah menyebabkan penurunan terutama pada jumlah orang Singapura yang mengidentifikasi diri sebagai penganut agama Buddha atau sebagai pengikut agama tradisional Tionghoa, dan meningkatnya jumlah orang yang beragama Kristen atau tidak memiliki agama," kata studi Pew.

Tiga puluh dua persen responden mengatakan bahwa mereka dibesarkan sebagai penganut agama Buddha, namun hanya 26 persen yang saat ini mengidentifikasi diri sebagai penganut agama Buddha.

Dan sementara 15 persen responden mengatakan bahwa mereka dibesarkan dengan mengikuti agama tradisional China, hanya 6 persen yang saat ini memeluk agama tersebut.
Iklan

Sebaliknya, meskipun 11 persen dibesarkan sebagai penganut Kristen, mereka yang saat ini mempraktikkannya berjumlah 17 persen.

Baca juga: Beredar Video Massa Pukuli Pria di Pakistan hingga Tewas, Tuduh Nistakan Agama

Proporsi orang yang dibesarkan tanpa agama adalah 13 persen, tetapi 22 persen responden saat ini tidak memiliki keyakinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com