Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KTT Ke-43 ASEAN, Indonesia Akan Fokus Angkat Isu Ekonomi

Kompas.com - 04/09/2023, 17:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Ghita Intan/VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyatakan, sebagai negara yang memegang Keketuan ASEAN, Indonesia akan fokus mengangkat isu ekonomi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang akan di gelar di Jakarta pada 5-7 September 2023 mendatang.

“Banyak (isu yang akan dibicarakan), tetapi fokusnya di ekonomi,” ungkap Jokowi saat meninjau persiapan KTT ASEAN, di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Secara spesifik, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, isu ekonomi yang akan dibahas adalah mengenai pertumbuhan perekonomian, di mana ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: ASEAN Mesti Melakukan Aksi Nyata

Lebih jauh, Jokowi juga memastikan bahwa manfaat ASEAN ini harus juga dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo menaiki mobil jeep saat meninjau pasukan, saat upacara menjelang KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, 1 September 2023.REUTERS/WILLY KURNIAWAN via VOA INDONESIA Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo menaiki mobil jeep saat meninjau pasukan, saat upacara menjelang KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, 1 September 2023.
“Sejak awal saya sampaikan bahwa ASEAN ini tidak hanya berbicara tinggi-tinggi, tetapi betul-betul bisa ada manfaatnya ke bawah, ke masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, setidaknya 22 negara akan hadir dalam KTT tersebut, yang terdiri dari 11 negara ASEAN, sembilan negara mitra serta dua negara lain, yaitu Bangladesh sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Kepulauan Cook sebagai Ketua Pacific Island Forum (PIF).

“Kenapa IORA dan PIF itu diundang? Karena salah satu prioritas kita kali ini adalah Indo Pasifik damai, stabil, sejahtera, inklusif. Jadi pada saat kita bicara Indo Pasifik ada sisi di pasifik selatan, ada sisi di Indian Ocean Rim yang harus mulai kita rangkul dan di dalam KTT nanti ada kerja sama antara Sekretariat ASEAN dengan Sekretariat IORA dan PIF,” ungkap Retno.

Selain itu, Retno juga mengonfirmasi bahwa sejumlah organisasi internasional akan turut hadir pada KTT ini.

“Plus organisasi internasional yang menjadi mitra ASEAN yaitu PBB, Sekjen PBB akan hadir, plus akan hadir juga World Bank, IMF, kemudian World Economic Forum, tadi IORA, PIF. Jadi totalnya ada 22 negara plus sembilan organisasi internasional,” tambahnya.

Lebih jauh Retno menyampaikan bahwa berbeda dengan KTT ASEAN di Labuan Bajo sebelumnya, Presiden Jokowi nantinya akan memimpin 12 pertemuan pada rangkaian kegiatan KTT ke-43 ASEAN ini.

Selain itu, Jokowi juga dijadwalkan akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan negara yang hadir.

“Kali ini ada 12 KTT yang harus dipimpin oleh Bapak Presiden plus pertemuan bilateralnya itu so far, ini masih akan nambah terus, sudah 13 pertemuan bilateral. Jadi teman-teman bisa bayangkan dalam tiga hari Bapak Presiden harus memimpin 25 pertemuan, 12 di antaranya adalah KTT,” tuturnya.

Baca juga: Peta Baru China Wajib Dibahas dalam KTT Ke-43 ASEAN

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Rizky Ramadhan melihat bahwa memang Indonesia yang saat ini memegang Keketuaan ASEAN akan lebih condong membahas isu perekonomian di kawasan, walaupun sudah pasti akan juga dibahas isu lain termasuk isu permasalahan di Myanmar.

“Karena saya melihat Keketuan ASEAN kali ini benar-benar akan dimanfaatkan oleh Indonesia supaya bermanfaat dan berorientasi untuk kepentingan Indonesia yaitu jelas soal ekonomi. Kenapa? karena saya rasa Pak Jokowi berpandangan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi satu-satunya negara yang stabil ekonominya atau mampu terus berkembang sejak Covid-19,” ungkap Rizky.

Halaman:

Terkini Lainnya

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com