Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greenpeace Indonesia: Limbah PLTN Fukushima Ancam Perairan, Indonesia Perlu Khawatir

Kompas.com - 25/08/2023, 14:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sejauh ini hanya pemerintah China yang menyampaikan penolakan atas rencana pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima. Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan tetap bersikap netral.

Menurutnya, pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima ke laut sedianya dilakukan secara perlahan agar tidak melebihi batas yang disyaratkan oleh IAEA. Selama ini Jepang dikenal senantiasa mengikuti prosedur dan memproses pengolahan air limbah itu dengan baik.

Djarot melihat konsentrasi tritium dalam air limbah radioaktif PLTN Fukushima yang dibuang ke laut sangat rendah, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap biota laut.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menggarisbawahi urgensi pembuangan air limbah radioaktif yang sudah diolah itu sedianya dilakukan secara transparan.

Baca juga: Cara Jepang Olah dan Buang Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut

Ditambahkannya, Indonesia telah secara aktif membahas isu ini di forum Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA), yang secara intensif melakukan pemeriksaan dan kajian dari aspek kesehatan, keamanan dan lingkungan.

Pemerintah Jepang mengumumkan rencana pembuangan air limbah radioaktif itu ke laut pada 2021, dan telah menghadapi protes keras, terutama dari kelompok-kelompok perikanan di Jepang.

Kelompok-kelompok di Korea Selatan dan China juga menyuarakan keprihatinan, menjadikannya sebagai masalah politik dan diplomatik.

Kelompok konservasi dan sejumlah aktivis lainnya termasuk di antara mereka yang melakukan protes di luar kantor pusat TEPCO di Tokyo dan sejumlah lokasi di Fukushima saat pengumuman persiapan akhir dilakukan.

Sebagian air limbah radioaktif yang terkumpul di PLTN sejak bencana pada 2011 itu telah didaur ulang agar reaktor yang rusak tetap dingin, karena tsunami menghancurkan sistem pendingin PLTN itu.

Namun, sisa airnya disimpan di sekitar 1.000 tangki besar, yang telah terisi 98 persen dari kapasitas yang mencapai 1,37 juta ton.

Tangki-tangki tersebut menutupi sebagian besar kompleks PLTN, yang membutuhkan ruang untuk membangun fasilitas baru yang diperlukan untuk melanjutkan penonaktifan PLTN itu.

Pihak berwenang mengatakan pembuangan itu harus dilakukan guna mencegah kebocoran yang tidak disengaja dari air yang tidak diolah dan tidak diencerkan, yang melebihi batas keamanan yang ditetapkan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com