Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ditahan, Trump Akan Masuk Penjara Kumuh di Atlanta

Kompas.com - 23/08/2023, 16:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ATLANTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan dipenjara di penjara kumuh Kota Atlanta, negara bagian Georgia, apabila ditahan terkait kasus upaya pembatalan hasil pilpres AS 2020.

Penjara Fulton County yang juga dikenal sebagai Penjara Rice Street ini tidak aman, tak sehat, dan penuh serangga.

Dikutip dari kantor berita AFP, Sheriff Fulton County Pat Labat bulan ini mengatakan, tak peduli apa pun status tahanan, prosedur penahanannya akan sama.

Baca juga: Trump Akan Menyerahkan Diri di Negara Bagian Georgia Kamis 24 Agustus

Prosedur penahanan standar adalah terdakwa diambil sidik jarinya dan difoto kemudian dibebaskan dengan jaminan--untuk Trump ditetapkan 200.000 dollar AS (Rp 3 miliar).

Trump memiliki waktu hingga Jumat (25/8/2023) tengah hari untuk menyerahkan diri secara sukarela.

Di media sosialnya yaitu Truth Social, eks presiden ke-45 AS itu berkata akan ke Atlanta pada Kamis (24/8/2023), tetapi tidak menyebutkan waktu pastinya.

Sebanyak dua terdakwa lainnya dalam kasus yang sama yaitu pengacara Trump, John Eastman, dan petugas jaminan Scott Hall, ditahan di Penjara Fulton County pada Selasa (22/8/2023) dan dibebaskan dengan jaminan.

Kantor Sheriff Fulton County sudah menetapkan perimeter keamanan ketat di sekitar penjara tersebut, serta menutup jalan-jalan dan membatasi akses.

Baca juga: Lewatkan Debat Capres Partai Republik, Trump: Orang Amerika Sudah Kenal Saya

Kondisi Penjara Fulton County

ilustrasi penjaraPEXELS.com/RODNAE Productions ilustrasi penjara
Departemen Kehakiman AS pada Juli 2023 menyelidiki kondisi Penjara Fulton County. Sejumlah tahanan meninggal dalam beberapa tahun terakhir di sana.

Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan, penyelidikan dibuka berdasarkan tuduhan serius mengenai kondisi yang tidak aman dan tidak sehat di penjara.

Jaksa AS Ryan Buchanan menambahkan, "Tuduhan baru-baru ini mengenai lingkungan kotor penuh serangga, kekerasan merajalela yang mengakibatkan kematian dan cedera, serta petugas menggunakan kekuatan berlebih menimbulkan kekhawatiran besar juga memerlukan penyelidikan menyeluruh.

Menurut Atlanta Journal-Constitution, Penjara Fulton County sekarang menampung lebih dari 2.500 narapidana, dua kali lipat jumlah yang awalnya dirancang pada 1989.

Sebanyak 15 narapidana meninggal di penjara tersebut tahun lalu, kata Atlanta Journal-Constitution, dan dalam lima minggu terakhir saja ada empat kematian yang dilaporkan.

Fulton County baru-baru ini menyetujui penyelesaian 4 juta dollar AS (Rp 61,17 miliar) dengan keluarga pria 35 tahun dengan masalah kesehatan mental. Korban ditemukan tewas di selnya yang dipenuhi kutu busuk dan kutu kasur.

Baca juga: Trump Didakwa di Negara Bagian Georgia atas Kasus Pilpres AS 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com