Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

COP28 dan UNFCCC Tanda Tangani Perjanjian Tuan Rumah

Kompas.com - 02/08/2023, 22:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ABU DHABI, KOMPAS.com - Kepresidenan COP28 dan Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) telah menandatangani Perjanjian Tuan Rumah.

Perjanjian ini untuk memperkuat komitmen bersama terkait inklusivitas dan transparansi pada COP28 serta mampu menampung kemajuan yang transformatif dan solid pada agenda-agenda aksi iklim.

Pernyataan bersama ini telah ditandatangani oleh Presiden Terpilih COP28 Dr Sultan Al Jaber dan Sekretaris Eksekutif UNFCCC Simon Stiell, pada sebuah pertemuan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Baca juga: Presiden-Tertunjuk COP28 Desak Negara G20 Tunjukkan Solidaritas terhadap Aksi Iklim

Perjanjian Tuan Rumah ini menciptakan basis legal yang kuat untuk Konferensi Iklim PBB tahun ini.

Seiring dengan penandatanganan perjanjian, sebuah pernyataan bersama juga disetujui untuk menggarisbawahi pentingnya inklusivitas, transparansi, dan rasa menghargai, sebagai bagian dari keberlangsungan COP yang memungkinkan adanya persatuan dan pencapaian yang lebih ambisius.

Dr Al Jaber menekankan bahwa inklusi merupakan landasan penting dari Kepresidenan COP28.

“Rencana aksi dari COP28 berfokus pada empat pilar utama, yaitu percepatan transisi energi; memperbaiki pendanaan perubahan iklim; fokus pada manusia dan kehidupan; serta memastikan agar sepenuhnya inklusif," ujarnya, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

"Kepresidenan COP28 meyakini bahwa inklusivitas merupakan kunci penting untuk bisa mencapai kemajuan yang transformatif pada agenda iklim kita."

"Hanya dengan mengatasi perbedaan yang ada dan bekerja sama, kita dapat meningkatkan ambisi bersama dan mencapai kemajuan agar peningkatan suhu yang terbatasi pada 1.5C tetap dalam batas aman.”

Presiden-Tertunjuk COP, Dr Sultan Al Jaber.COP28 Presiden-Tertunjuk COP, Dr Sultan Al Jaber.
Stiell juga kembali memperkuat dedikasi UNFCCC dalam menjunjung tinggi nilai-nilai PBB di COP28 dan memastikan bahwa suara mereka yang paling terdampak perubahan iklim dapat didengar dan diwakili oleh para pemimpin.

Ia mengatakan, “Sebagai pengawal dari proses yang ada, sekretariat ini didedikasikan untuk mendukung seluruh pihak dalam mengimplementasikan komitmen iklim mereka, termasuk di bawah Perjanjian Paris."

"Untuk mendorong aksi iklim dan ambisi ke depan, kami berkomitmen kuat untuk memastikan bahwa nilai-nilai PBB dijunjung tinggi di COP."

"Kami juga melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa ini akan menjadi prosesi COP yang mendengar suara anak muda, perempuan, komunitas lokal, masyarakat adat, dan mereka yang paling terkena dampak perubahan iklim.

Baca juga: Berdebat Sengit, COP27 Berakhir Sepakati Dana Kerugian dan Kerusakan

Sejalan dengan pedoman dari UNFCCC dan mematuhi norma serta prinsip hak asasi manusia internasional, para aktivis iklim akan disediakan ruang untuk untuk berkumpul secara damai dan menyuarakan pendapat mereka.

“Kami akan berkerja sama untuk membuat COP28 sebagai Konferensi Perubahan Iklim PBB yang paling inklusif di masa ini."

"Untuk itu, kami juga telah menulis kepada seluruh pihak yang terlibat untuk mendesak peningkatan partisipasi dan keterlibatan yang berarti dari anak muda, perempuan, komunitas lokal, dan masyarakat adat sebagai anggota delegasi Partai dan pengamat untuk COP."

"Selain itu, dalam pengambilan keputusan tentang iklim, kebijakan, dan tindakan saat persiapan acara dan saat diadakannya COP28, dengan menyediakan kualitas dan modalitas partisipasi yang sesuai,” ungkapnya dalam pernyataan tersebut.

Inklusivitas penuh selama proses COP adalah salah satu dari empat pilar yang akan menjadi fokus COP28. Tiga pilar lainnya adalah mempercepat transisi energi, memperbaiki pendanaan perubahan iklim, dan berfokus pada kehidupan dan penghidupan.

Baca juga: Negara-negara COP27 Sepakat Siapkan Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Negara Berkembang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com