Awal Juni 2023 di sela-sela Dialog Shangri-La IISS ke-20 di Singapura, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, merilis rencana Jerman ke pers. Arah Jerman ialah menjaga ketertiban dunia berdasarkan tanda-tangan kesepakatan internasional, misalnya zona Mediterania, Teluk Benggala, atau Laut China Selatan (Siebold, 2023).
Ini alasan Jerman mengirim kapal fregat dan kapal lainnya tahun 2021 ke Laut China Selatan. Maka tahun 2024, Jerman siap mengirim fregat dan kapal lainnya ke zona ini guna menjaga ketertiban dunia dan perlindungan jalur maritim utama global.
Dinamika lingkungan strategis Indo-Pasifik terutama dipicu oleh arus pergeseran titik pusat gravitasi ekonomi dunia (berdasarkan daya-beli) dari zona Atlantik ke zona Indo-Pasifik. Awal tahun 1990-an, negara-negara Asia Timur dilabel ‘Macan Asia’.
Sebab ekonomi tumbuh sangat pesat. Bank Dunia (1994) menyebutnya: Keajaiban Asia (Asian Miracle). Ketika krisis keuangan melanda kawasan Asia akhir 1990-an, ‘keajaiban Asia’ terlupakan.
Di sisi lain, sejak paruhan 1980-an pusat gravitasi ekonomi dunia sebetulnya telah bergeser dari Atlantik (AS dan Eropa Barat) ke arah Asia dengan kecepatan kira-kira 100 km per tahun. Begitu hasil kajian Quah (2011).
Arahnya ialah zona antara India-Tiongkok tahun 2025. Kajian Alwyn Young (1995), Paul Robin Krugman (1994), dan Jay Kaplan (1999) tidak terbukti. Misalnya, Keajaiban Asia masa itu cuma dianggap ‘tirani angka’ atau permainan statistika. Krugman (1994) menyebut tren itu cuma mitos atau residu pertumbuhan sosial-ekonomi, sebab tidak ada lonjakan total faktor produksi dan akumulasi kapital.
Tiongkok memanfaatkan nilai strategis dari pergeseran pusat gravitasi ekonomi dunia melalui rilis program Yi dai yi lu atau One Belt, One Road (OBOR) tahun 2013. Presiden Tiongkok Xi Jinping merilis rencana Tiongkok itu mula-mula di Kazakhstan dan Indonesia pada Oktober 2013.
OBOR akhirnya mengubah peta mental geo-ekonomi-politik kawasan Asia-Pasifik. OBOR membentuk sabuk Erasia (Eropa-Asia) yang disebut sebagai zona jantung geopolitik global sejak dulu.
OBOR merajut koneksivitas kelembagaan, dagang, keuangan, dan orang-per-orang di Eropa-Asia. Masyarakat global tersambung melalui darat-laut-siber dalam program OBOR.
Yi dai yi lu merajut proyek-proyek konektivitas-jaringan kerja hingga arus barang, jasa, uang, dan manusia skala global. Prakarsa dan program OBOR merevitalisasi jalur sutera abad 14 M saat Tiongkok menjadi negara adidaya di Asia.
OBOR Tiongkok bergesekan dengan kepentingan dan strategi Indo-Pasifik AS. “The United States has long recognized the Indo-Pacific as vital to our security and prosperity,” ungkap Presiden AS Joe Biden pada KTT Quad 24 September tahun 2021 (White House, 2021).
Wilayah Indo-Pasifik dari garis pantai Pasifik hingga Lautan India dihuni oleh lebih dari separuh penduduk dunia sebanyak delapan miliar jiwa saat ini.
Zona Indo-Pasifik menyerap 2/3 ekonomi dunia dan tujuh dari kekuatan militer negara terkuat. Jumlah militer AS jauh lebih banyak di basis zona ini. Indo-Pasifik mendukung kira-kira lebih dari tiga juta lapangan kerja di AS dan sumber investasi langsung sebesar 900 miliar dollar AS di negara AS.
Maka, AS tetap menjaga soliditas sekutunya seperti Jepang, Australia, Korea Selatan, Thailand, dan Filipina di zona ini.
Awal abad 20 M, ahli geopolitik asal Jerman Profesor Ernst Haushofer (27 Agustus 1869 – 10 Maret 1946) mula-mula menyebut era Indo-Pasifik. Saat itu Jenderal Haushofer melihat bahwa zona Indo-Pasifik mulai memunculkan dinamika-dinamika arus baru skala global.