Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Wagner Vs Rusia: Apa yang Akan Dilakukan Putin Selanjutnya?

Kompas.com - 26/06/2023, 19:33 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Lalu apabila pasukan Wagner mengikutinya, ancaman seperti apa yang akan muncul terhadap Rusia, Belarus, dan Ukraina.

Baca juga: Peran Lukashenko, Presiden Belarus yang Tengahi Konflik Wagner Vs Rusia

Bagaimana nasib Grup Wagner saat ini?

Sebelum pemberontakan bersenjata yang mencengangkan ini dimulai, puluhan ribu tentara bayaran Wagner berperan kunci dalam perang Putin melawan Ukraina.

Namun hari-hari Wagner sebagai tentara independen akan segera berakhir.

Prigozhin dan pasukannya telah menolak tekanan agar mereka masuk ke Kementerian Pertahanan Rusia.

Rasa muak terhadap tekanan itu dianggap sebagai faktor kunci yang mengubah perseteruan jangka panjang menjadi pemberontakan.

Tetapi dengan berakhirnya pemberontakan yang singkat ini, dan Prigozhin tampaknya menuju ke pengasingan, banyak yang mempertanyakan bagaimana nasib para tentaranya.

Mereka yang terlibat dalam pemberontakan tampaknya telah dituntut.

Video-video di media sosial menunjukkan pasukan Wagner meninggalkan kota Rostov-on-Don, tempat mereka sempat menguasai pangkalan militer.

Gubernur Voronezh, wilayah yang berlokasi di tengah-tengah antara Rostov dan Moskwa, mengatakan bahwa pasukan Wagner juga telah meninggalkan daerahnya.

Namun, belum jelas apakah Grup Wagner akan bekerja sama dan diintegrasikan ke dalam militer reguler Rusia, bahkan apabila tentara Rusia bersedia mengabdi bersama mereka.

Ada pula spekulasi soal apakah mereka akan kembali berperang di zona konflik di Ukraina seperti yang disarankan oleh media pemerintah Rusia?

Sejumlah analis telah mengemukakan kekhawatiran bahwa para pejuang dapat mengikuti Prigozhin ke arah barat apabila dia benar-benar pergi ke Belarus, yang merupakan titik terdekat di mana Rusia bisa menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv.

Baca juga: Grup Wagner Sempat Dekati Moskwa dengan Senjata Berat, tapi Putar Balik

Bagaimana dampaknya terhadap perang di Ukraina?

Kelompok Wagner selama ini telah menyokong Rusia dengan sejumlah pasukan kejut paling sukses dalam perang di Ukraina, meskipun banyak anggotanya direkrut dari penjara-penjara dengan iming-iming kebebasan asalkan mau berperang di garis depan.

Mereka juga sangat terlibat dalam perebutan Kota Bakhmut oleh Rusia.

Rusia mengeklaim pemberontakan tersebut tidak berdampak pada kampanye mereka terkait perang di Ukraina sejauh ini.

Namun, pasukan Rusia pasti telah mendengar apa yang terjadi dan kabar ini mungkin mengendorkan semangat mereka.

Beberapa pihak menilai ada kemungkinan muncul perselisihan antara unit-unit yang saling bersaing dalam hari-hari ke depan, dan ini tergantung pada bagaimana situasi di Rusia setelah peristiwa Sabtu lalu.

Di Ukraina, selain kekhawatiran atas risiko bahwa Rusia dapat meningkatkan keterlibatannya, para pemimpin militer akan mencari peluang dari ketidakstabilan situasi ini.

Pasukan Kyiv telah melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia dan percaya bahwa kekisruhan yang terjadi di Rusia menawarkan "celah peluang".

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com