Lalu apabila pasukan Wagner mengikutinya, ancaman seperti apa yang akan muncul terhadap Rusia, Belarus, dan Ukraina.
Baca juga: Peran Lukashenko, Presiden Belarus yang Tengahi Konflik Wagner Vs Rusia
Sebelum pemberontakan bersenjata yang mencengangkan ini dimulai, puluhan ribu tentara bayaran Wagner berperan kunci dalam perang Putin melawan Ukraina.
Namun hari-hari Wagner sebagai tentara independen akan segera berakhir.
Prigozhin dan pasukannya telah menolak tekanan agar mereka masuk ke Kementerian Pertahanan Rusia.
Rasa muak terhadap tekanan itu dianggap sebagai faktor kunci yang mengubah perseteruan jangka panjang menjadi pemberontakan.
Tetapi dengan berakhirnya pemberontakan yang singkat ini, dan Prigozhin tampaknya menuju ke pengasingan, banyak yang mempertanyakan bagaimana nasib para tentaranya.
Mereka yang terlibat dalam pemberontakan tampaknya telah dituntut.
Video-video di media sosial menunjukkan pasukan Wagner meninggalkan kota Rostov-on-Don, tempat mereka sempat menguasai pangkalan militer.
Gubernur Voronezh, wilayah yang berlokasi di tengah-tengah antara Rostov dan Moskwa, mengatakan bahwa pasukan Wagner juga telah meninggalkan daerahnya.
Namun, belum jelas apakah Grup Wagner akan bekerja sama dan diintegrasikan ke dalam militer reguler Rusia, bahkan apabila tentara Rusia bersedia mengabdi bersama mereka.
Ada pula spekulasi soal apakah mereka akan kembali berperang di zona konflik di Ukraina seperti yang disarankan oleh media pemerintah Rusia?
Sejumlah analis telah mengemukakan kekhawatiran bahwa para pejuang dapat mengikuti Prigozhin ke arah barat apabila dia benar-benar pergi ke Belarus, yang merupakan titik terdekat di mana Rusia bisa menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv.
Baca juga: Grup Wagner Sempat Dekati Moskwa dengan Senjata Berat, tapi Putar Balik
Kelompok Wagner selama ini telah menyokong Rusia dengan sejumlah pasukan kejut paling sukses dalam perang di Ukraina, meskipun banyak anggotanya direkrut dari penjara-penjara dengan iming-iming kebebasan asalkan mau berperang di garis depan.
Mereka juga sangat terlibat dalam perebutan Kota Bakhmut oleh Rusia.
Rusia mengeklaim pemberontakan tersebut tidak berdampak pada kampanye mereka terkait perang di Ukraina sejauh ini.
Namun, pasukan Rusia pasti telah mendengar apa yang terjadi dan kabar ini mungkin mengendorkan semangat mereka.
Beberapa pihak menilai ada kemungkinan muncul perselisihan antara unit-unit yang saling bersaing dalam hari-hari ke depan, dan ini tergantung pada bagaimana situasi di Rusia setelah peristiwa Sabtu lalu.
Di Ukraina, selain kekhawatiran atas risiko bahwa Rusia dapat meningkatkan keterlibatannya, para pemimpin militer akan mencari peluang dari ketidakstabilan situasi ini.
Pasukan Kyiv telah melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia dan percaya bahwa kekisruhan yang terjadi di Rusia menawarkan "celah peluang".