RIGA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Latvia, Edgars Rinkevics, pada Sabtu (24/6/2023) mengatakan, negaranya telah memperketat keamanan di wilayah perbatasan sebagai tanggapan atas terjadinya pemberontakan di Rusia.
Dia menyampaikan, Latvia untuk sementara waktu tidak akan menerima kedatangan warga Rusia.
"Latvia mengikuti dengan seksama situasi yang berkembang di Rusia... Keamanan perbatasan telah diperkuat, visa atau izin masuk perbatasan dari warga Rusia yang meninggalkan negara mereka karena peristiwa saat ini tidak akan dipertimbangkan," kata Rinkevics di Twitter.
Baca juga: Wagner Membelot, Putin Berisiko Kehilangan Kekuasaan dalam 24 Jam
"Latvia tidak akan mengeluarkan visa kemanusiaan atau jenis visa lainnya," tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.
Latvia sudah dari tahun lalu berhenti mengeluarkan visa baru untuk warga negara Rusia, tapi tidak untuk visa kemanusiaan.
Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, juga mengatakan bahwa keamanan di wilayah perbatasan negaranya dengan Rusia telah diperkuat.
"Saya juga mengimbau warga kami untuk tidak melakukan perjalanan ke bagian manapun di Rusia," tambahnya.
Dalam tantangan paling serius terhadap pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah berlangsung lama, bos Wagner Yevgeny Prigozhin mengeklaim telah menyeberang ke wilayah Rusia dan menguasai markas besar militer.
Baca juga: Wagner Bergerak Menuju Moskwa, Dihadang Perlawanan Helikopter Rusia
Dia bersumpah untuk menggulingkan kepemimpinan militer Moskwa serta menyatakan siap mati bersama 25.000 pejuangnya.
Grup Wagner melancarkan serangan setelah Prigozhin menuduh Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov memerintahkan serangan terhadap unit-unitnya, padahal mereka bergerak di antara kendaraan-kendaraan sipil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.