Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Wagner: Pertempuran Habis-habisan di Bakhmut Tewaskan Lebih dari 20.000 Pasukan

Kompas.com - 24/05/2023, 20:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Kepala tentara swasta Rusia Wagner mengatakan pasukannya kehilangan lebih dari 20.000 pejuang dalam pertempuran berlarut-larut untuk Bakhmut.

Ada sekitar 20 persen dari 50.000 narapidana Rusia yang direkrut Wagnet untuk berperang dalam perang habis-habisan selama 15 bulan di kota timur Ukraina itu.

Angka tersebut sangat kontras dengan klaim yang diperdebatkan secara luas dari Moskwa, bahwa mereka kehilangan lebih dari 6.000 tentara dalam perang, lebih tinggi dari perkiraan resmi kerugian Soviet dalam perang Afghanistan dari 15.000 tentara antara 1979-89.

Baca juga: Pasukan Ukraina Berusaha Jebak Rusia di Bakhmut

Dilansir dari Reuters, Ukraina belum mengatakan berapa banyak tentaranya yang tewas sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

Analis percaya perjuangan sembilan bulan untuk Bakhmut saja telah menelan korban puluhan ribu tentara, di antaranya narapidana yang dilaporkan menerima sedikit pelatihan sebelum dikirim ke garis depan.

Tujuan invasi Rusia untuk mendemiliterisasi Ukraina telah menjadi bumerang karena militer Kyiv telah menjadi lebih kuat dengan pasokan senjata dan pelatihan oleh sekutu Baratnya.

Hal ini disampaikan kepala Wagner Yevgeny Prigozhin dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Selasa (23/5/2023) malam dengan Konstantin Dolgov, ahli strategi politik pro-Kremlin.

Prigozhin juga mengatakan pasukan Kremlin telah membunuh warga sipil selama perang, sesuatu yang berulang kali dibantah oleh Moskwa.

Prigozhin, seorang pengusaha kaya yang memiliki hubungan lama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dikenal karena gertakannya yang sering dibumbui dengan kata-kata kotor.

Dia sebelumnya telah membuat klaim yang tidak dapat diverifikasi.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] TV Rusia Heboh soal Bakhmut | Update Kapal China Terbalik

Awal bulan ini, juru bicaranya menerbitkan video tentang dia berteriak, mengumpat, dan menunjuk sekitar 30 mayat berseragam yang tergeletak di tanah, mengatakan bahwa mereka adalah pejuang Wagner yang tewas dalam satu hari.

Dia mengeklaim Kementerian Pertahanan Rusia telah membuat anak buahnya kelaparan dan mengancam akan menyerah melawan Bakhmut.

Dia juga mengatakan dalam wawancara hari Selasa bahwa kemungkinan ada serangan balasan Kyiv yang diantisipasi dalam beberapa minggu mendatang, mengingat dukungan Barat yang berkelanjutan.

Baca juga: TV Rusia Heboh Laporkan Bakhmut Telah Direbut

Hal ini dapat mendorong pasukan Rusia keluar dari Ukraina selatan dan timur serta menganeksasi Krimea.

“Skenario pesimistis: Ukraina diberi rudal, mereka menyiapkan pasukan, tentu saja mereka akan melanjutkan ofensif, mencoba melakukan serangan balik,” katanya.

“Mereka akan menyerang Crimea, mereka akan mencoba meledakkan jembatan Crimea (ke daratan Rusia), memutus jalur pasokan (kami). Oleh karena itu, kita perlu bersiap untuk perang yang sulit,” tambahhya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Zelensky Akui Bakhmut Lepas | Hasil Sementara Pemilu Thailand

Staf Umum Ukraina mengatakan pada hari Rabu (24/5/2023) bahwa pertempuran sengit berlanjut di dalam Bakhmut, beberapa hari setelah Rusia mengatakan bahwa mereka telah sepenuhnya merebut kota yang hancur itu.

Bakhmut terletak di provinsi Donetsk, salah satu dari empat provinsi yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada musim gugur lalu dan hanya sebagian yang dikuasai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com