Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Ukraina Lakukan Serangan Balik ke Rusia?

Kompas.com - 24/05/2023, 18:36 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KYIV, KOMPAS.com - Ukraina tidak berencana menyasar target di Rusia, kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di tengah dugaan bahwa pihaknya akan segera melancarkan serangan balik ke Rusia.

"Kami tidak menyerang wilayah Rusia," kata Zelensky setelah berbincang dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, di Berlin.

"Kami sedang mempersiapkan serangan balik untuk menduduki wilayah yang ditaklukkan secara tidak sah," tambah Zelensky.

Baca juga: Serangan Balik Ukraina, Rusia Mundur dari Dekat Bakhmut

Scholz berikrar untuk mendukung Ukraina "selama diperlukan". Saat Zelensky berkunjung, Scholz menjanjikan perlengkapan senjata senilai 2,7 miliar euro atau setara dengan Rp 43,4 triliun.

Persenjataan itu mencakup ratusan tank Leopard Jerman yang canggih serta sistem anti-pesawat untuk mempertahankan Ukraina dari serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia.

Rusia berulang kali menuduh Ukraina menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia, termasuk serangan pesawat tak berawak di Kremlin awal bulan ini.

Ukraina membantah tuduhan tersebut seraya menekankan bahwa Ukraina memiliki hak yang sah untuk menggunakan kekuatan dan cara lain untuk merebut kembali wilayahnya yang saat ini dikendalikan Rusia, termasuk empat wilayah di timur dan selatan serta Semenanjung Crimea yang dicaplok Moskwa pada 2014 lalu.

Sebelum lawatan Zelensky ke Berlin, sejumlah pengamat memperkirakan Ukraina akan melancarkan serangan balik terhadap pasukan Rusia dalam waktu dekat guna merebut kembali wilayah yang diduduki.

Hal itu diperkuat oleh pernyataan para pejabat Ukraina dan negara-negara Barat secara terbuka dan pribadi bahwa serangan besar-besaran sudah di depan mata. Bahkan, Ukraina telah mempersiapkan pasukan dan peralatan baru selama beberapa waktu terakhir.

Berbicara di Kyiv, Presiden Zelensky mengeklaim sejumlah brigade tempur, yang beberapa di antaranya dilatih oleh negara-negara NATO, dalam kondisi "siap".

Akan tetapi, negaranya membutuhkan lebih banyak waktu untuk melancarkan serangan balasan lantaran militer Ukraina masih menunggu pengiriman bantuan militer yang dijanjikan.

"Dengan (apa yang sudah kita miliki) kita bisa maju, dan, menurut saya, akan sukses," katanya dalam sebuah wawancara untuk lembaga penyiaran publik yang tergabung dalam Eurovision News, seperti BBC.

"Tapi kami akan kehilangan banyak orang. Saya pikir itu tidak bisa diterima. Jadi kami harus menunggu. Kami masih membutuhkan lebih banyak waktu."

Pihak berwenang Ukraina telah mencoba untuk menurunkan ekspektasi mengenai kemungkinan terobosan dalam waktu dekat.

Awal bulan ini, seorang pejabat senior pemerintah, yang menolak identitasnya disebutkan, mengatakan para pemimpin negara itu "memahami bahwa (mereka) harus berhasil" tetapi serangan itu tidak boleh dilihat sebagai "solusi satu-satunya" dalam perang yang kini memasuki bulan ke-15.

Bagaimanapun, rincian soal serangan balasan tersebut tetap dirahasiakan dan ada kemungkinan Ukraina mencoba untuk menyesatkan dan mengejutkan musuh mereka.

Inilah yang dapat kami paparkan sejauh ini tentang rencana Ukraina.

Baca juga: Bos Wagner: Serangan Balik Ukraina Segera Dimulai

Apa yang dimaksud dengan serangan balik?

Kota Bakhmut berpotensi menjadi lokasi serangan balasan.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Kota Bakhmut berpotensi menjadi lokasi serangan balasan.
Serangan balik biasanya dideskripsikan sebagai serangan atau operasi militer skala besar yang dilakukan oleh angkatan bersenjata yang sebelumnya bersifat defensif.

Misalnya, dalam serangan balik cepat pada September 2022, pasukan Ukraina mengatakan mereka merebut kembali lebih dari 8.000 km persegi dalam enam hari di wilayah timur laut Kharkiv.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com