TEHERAN, KOMPAS.com – Puluhan siswi di sejumlah sekolah di Iran diracun pada Sabtu (8/4/2023).
Peristiwa tersebut merupakan kelanjutan dari insiden serupa yang mengguncang Iran selama beberapa bulan terakhir.
Sejak akhir November 2022, banyak sekolah mengalami insiden keracunan mendadak dari gas atau zat beracun. Kebanyakan dari korban adalah siswi.
Baca juga: Iran Tangkap 100 Orang Lebih terkait Misteri Keracunan Ribuan Siswa Perempuan
Dilansir dari AFP, beberapa kasus keracunan tersebut menyebabkan pingsan dan di antaranya harus dirawat inap di rumah sakit.
Terbaru, sedikitnya 60 siswi diracuni di sebuah sekolah perempuan di Kota Haftkel, Provinsi Khuzestan, lapor kantor berita IRIB mengutip seorang pejabat setempat.
Selain itu, beberapa siswi diracun di lima sekolah di Ardabil. Para korban dikabarkan menunjukkan gejala kecemasan, sesak napas, dan sakit kepala.
Di Kota Urmia, ibu kota Provinsi West Azerbaijan, sejumlah siswi dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu setelah merasa sakit, lapor kantor berita ILNA tanpa penjelasan lebih lanjut.
Baca juga: Iran Tangkap Tersangka Kasus Keracunan 5.000 Anak Sekolah
Menurut penghitungan resmi yang diberikan pada 7 Maret, lebih dari 5.000 siswa mengalami keracunan serupa di lebih dari 230 tempat di 25 dari 31 provinsi di Iran.
Pada Jumat (7/4/2023), anggota parlemen Iran, Hamidreza Kazemi, menetapkan bahwa laporan akhir akan diterbitkan dalam dua pekan.
“Kami telah menerima laporan dari berbagai badan dan kami sedang mempelajari masalah ini untuk menyampaikan kesimpulan kami kepada parlemen,” kata Kazemi, dikutip televisi pemerintah.
Baca juga: 5.000 Anak Sekolah di Iran Keracunan, Mayoritas Perempuan
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 6 Maret menyerukan pemberian hukuman berat hingga hukuman mati terhadap mereka yang bertanggung jawab atas peracunan di Iran.
Dia menggambarkan peristiwa peracunan tersebut sebagai kejahatan yang tak termaafkan.
Kasus keracunan dimulai dua bulan setelah dimulainya gerakan protes di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi pada September 2022 karena dianggap tidak memakai hijab dengan benar.
Baca juga: Temuan Kasus Keracunan Misterius Siswi Iran Terus Bertambah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.