Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Pilot Susi Air Disandera: TPNPB-OPM Tawarkan Negosiasi Damai

Kompas.com - 08/04/2023, 09:17 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengedepankan “negosiasi damai” setelah dua bulan menyandera pilot Susi Air, Philip Max Merhtens.

Satgas Damai Cartenz yang terlibat dalam pembebasan sandera mengatakan upaya negosiasi terus dilakukan.

Dalam rilis resminya, Satgas Damai Cartenz mengatakan pencarian pilot masih berlangsung dengan wilayah pencarian yang semakin luas, mencakup empat kabupaten, yaitu Nduga, Lanny Jaya, Yahukimo, dan Puncak.

Baca juga: Pilot Susi Air yang Disandera: OPM Minta Mediasi PBB

Berbarengan dengan itu, negosiasi juga terus dilakukan, kata Kepala Satgas Humas Damai Cartenz, Donny Charles Go.

“Negosiasi terus dilakukan oleh pimpinan daerah dengan tim nego. Tim nego sudah punya penawaran sendiri,” kata Donny kepada BBC News Indonesia melalui pesan teks, Jumat (7/4/2023).

Tim negosiasi tersebut dikoordinasikan oleh Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge. Namun, Donny menegaskan poin-poin penawaran dari tim negosiasi tidak bisa disampaikan secara terbuka.

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan pemerintah Indonesia tidak perlu mengirim pasukannya untuk operasi militer membebaskan pilot.

Sebab, kata dia, hal itu justru akan menambah rumit karena potensi korbannya bukan hanya ada di pihak mereka, melainkan juga di pihak TNI/Polri.

Sebby menekankan pihaknya ingin melakukan negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk membebaskan pilot Selandia Baru itu karena ini kepentingan politik.

“Masalah Papua itu bukan masalah TNI/Polri, ini masalah politik, hak penentuan nasib sendiri. Maka harus melibatkan pemerintah dan stakeholders-nya. [Menurut] aturan dunia itu, ya presiden dan kabinetnya yang harus berunding dengan kami, bukan dengan TNI/Polri yang kelas bawah,” kata Sebby kepada BBC News Indonesia, Jumat.

Baca juga: Pilot Susi Air Kapten Philip Disandera di Papua, Indonesia Koordinasi dengan Selandia Baru

Jika pemerintah Indonesia tidak mau bernegosiasi, kata Sebby, mereka akan menawarkan negosiasi dengan Selandia Baru untuk membebaskan warga negaranya.

“Tapi, kalau Jakarta tidak mau tawaran kami bernegosiasi, berarti kan kalau seandainya pilot mati, maka Jakarta bertanggung jawab karena kami sudah niat baik untuk siap bernegosiasi,” tegas Sebby.

Sebelumnya, pada Rabu (5/4/2023) Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, mengatakan aparat masih mengedepankan cara persuasif dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemerintah dalam operasi pembebasan pilot Susi Air

“Apabila saya bebaskan dengan cara militer, pasti nanti saya sudah monitor dari pembicaraan, ‘Nanti kalau ketemu TNI bunuh saja ini, tembak saja ini’, nah nanti TNI yang dituduh membunuh pilot ini. Nah saya enggak mau terjadi seperti itu,” ujar Yudo kepada media.

Donny Charles Go juga mengatakan TNI/Polri hanya melakukan “operasi penegakan hukum dan tidak ada operasi militer di Nduga”.

Halaman:

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com