PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin langsung dua hari latihan militer bertajuk simulasi serangan balik nuklir.
Latihan tersebut salah satunya diisi dengan uji coba penembakan rudal balistik yang membawa hulu ledak nuklir tiruan.
Kantor berita negara Korea Utara, KCNA melaporkan pada Senin (20/3/2023), Kim Jong Un menyatakan kepuasan selama memimpin latihan militer yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu.
Baca juga: Momen Kim Jong Un Ajak Putrinya Awasi Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua
Dijelaskan bahwa, latihan militer Korea Utara kali ini diadakan untuk membiarkan unit-unit terkait terbiasa dengan prosedur dan proses untuk melaksanakan misi serangan nuklir taktis mereka.
Latihan itu terhitung menjadi unjuk kekuatan keempat dari Korea Utara dalam seminggu terakhir.
Latihan ini nyatanya terjadi ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) melakukan manuver militer mereka sendiri.
Kedua negara diketahui telah memulai melakukan latihan bersama selama 11 hari yang dikenal sebagai Freedom Shield, yang terbesar dalam lima tahun.
Korea Utara memandang semua latihan semacam itu sebagai latihan untuk invasi dan telah berulang kali memperingatkan akan mengambil tindakan "luar biasa" sebagai tanggapan.
Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Militer Intensifkan Latihan Perang, Ada 2 Misi Strategis
KCNA membeberkan, latihan militer Korea Utara pada Sabtu (18/3/2023) dan Minggu (19/3/2023) dibagi menjadi latihan yang mensimulasikan pergeseran ke postur serangan balik nuklir dan latihan untuk meluncurkan rudal balistik taktis berujung dengan hulu ledak nuklir tiruan.
"Rudal itu berujung dengan uji hulu ledak yang mensimulasikan hulu ledak nuklir," ungkap KCNA, sebagaimana dikutip dari AFP.
Kepala staf gabungan Korea Selatan pada Minggu mengatakan, rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan oleh Pyongyang mendarat di Laut Timur atau dikenal juga sebagai Laut Jepang.
Mereka menganggap penembakan rudal tersebut sebagai provokasi serius yang melanggar sanksi PBB dan mengatakan tindakan itu sedang dianalisis oleh intelijen Amerika dan Korea Selatan.
Korea Selatan dan AS telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi meningkatnya ancaman militer dan nuklir dari Korea Utara, yang telah melakukan serangkaian uji coba senjata yang dilarang dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: AS Dinilai Sembrono, Begini Peringatan Keras Adik Kim Jong Un
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.