BEIJING, KOMPAS.com - Sejak Bao Fan menghilang sebulan lalu, publik kembali menyoroti sebuah fenomena di China yang kerap kali terjadi: hilangnya miliarder.
Bao Fan merupakan pencetus perusahaan finansial China Renaissance Holdings. Daftar kliennya mencakup sejumlah raksasa di ranah digital China, seperti Tencent, Alibaba, dan Baidu.
Kasus Bao menunjukkan pola berulang sebagaimana terjadi pada beberapa miliarder lain: ia menghilang selama beberapa hari sebelum perusahaannya mengumumkan bahwa ia sedang “bersikap kooperatif dalam penyelidikan yang dilakukan oleh beberapa otoritas Republik Rakyat China".
Baca juga: Sejarah Kenapa China Disebut Tiongkok di Indonesia
Seperti biasanya pula, belum ada kabar lembaga pemerintah China mana yang sedang menjalankan investigasi, alasan di balik investigasi, maupun keberadaan Bao.
Misteri yang menyelimuti hilangnya Bao muncul setelah sejumlah kepala perusahaan China juga sempat hilang tanpa jejak dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah bos Alibaba, Jack Ma.
Walaupun miliarder yang hilang tentu mendapatkan sorotan, ada juga beberapa kasus yang kurang dibicarakan tentang anggota masyarakat China yang lenyap.
Biasanya hilangnya anggota masyarakat terjadi seusai mereka mengikuti, contohnya, protes yang menentang pemerintah atau kampanye hak asasi manusia.
Tak hanya itu, peristiwa menghilangnya sang miliarder terjadi menjelang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang digelar tahunan.
NPC merupakan rapat parlementer yang membahas rencana-rencana besar yang berkaitan dengan regulasi keuangan China yang diumumkan minggu ini.
Sebuah lembaga pengawas regulasi keuangan baru akan didirikan untuk mengawasi sebagian besar dari sektor keuangan.
Pihak berwenang mengatakan fungsi dari lembaga tersebut adalah menutup lubang yang timbul dari beberapa lembaga berbeda yang mengawasi aspek-aspek berbeda dari industri jasa keuangan China yang bernilai trilliunan dolar.
Baca juga: Kenapa China dan Taiwan Bermusuhan?
Sepanjang 2015, sebanyak 15 pemimpin eksekutif tidak bisa dihubungi, termasuk Guo Guangchang ketua konglomerat Fosun Internasional, yang terkenal sebagai pemilik klub sepak bola Liga Premier Inggris, Wolverhampton Wanderers.
Guo hilang pada Desember 2015. Ketika muncul kembali, perusahaannya menyatakan bahwa Guo membantu pemerintah dalam sejumlah investigasi.
Dua tahun kemudian pengusaha keturunan China-Kanada, Xiao Jianhua, diculik dari sebuah hotel mewah di Hong Kong. Dia pernah menjadi salah satu orang terkaya di China dan tahun lalu dipenjara karena korupsi.