Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Skandal Korupsi, Vietnam Pilih Presiden Baru

Kompas.com - 02/03/2023, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

HANOI, KOMPAS.comVo Van Thuong ditunjuk sebagai Presiden Vietnam yang baru pada Kamis (2/3/2023) usai presiden sebelumnya mundur karena diterpa skandal korupsi.

Thuong ditunjuk Presiden Vietnam yang baru oleh Majelis Nasional Vietnam melalui sidang luar biasa setelah sebelumnya dicalonkan oleh Partai Komunis Vietnam yang berkuasa.

Dilansir dari CNN, Thuong terpilih dengan 98,38 persen suara.

Baca juga: Berguru pada Vietnam

Presiden Vietnam sebelumnya, Nguyen Xuan Phuc, mengundurkan diri pada Januari setelah Partai Komunis Vietnam menyalahkannya atas perbuatan sejumlah pejabat bawahannya, termasuk skandal korupsi.

Dalam pidato pertamanya di depan parlemen sebagai presiden, Thuong mengatakan dia akan melanjutkan perang melawan korupsi dengan keras.

“Saya akan benar-benar setia kepada tanah air, rakyat, dan konstitusi, berjuang untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh partai, negara, dan rakyat,” kata Thuong dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi pemerintah.

Baca juga: Presiden Vietnam Mundur, Investasi Asing Bisa Terpengaruh

Thuong sebelumnya adalah anggota termuda dari Politbiro Partai Komunis Vietnam. Dia menjadi tokoh yang berpengaruh di partai setelah memulai karier politiknya di universitas di organisasi pemuda komunis.

Oleh umum, dia dianggap dekat dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong, tokoh paling kuat di negara tersebut sekaligus arsitek utama kampanye melawan korupsi.

Florian Feyerabend, dari lembaga think tank Konrad Adenauer Foundation, mengatakan bahwa kampanye pemberantasan korupsi masih terus menyala.

Baca juga: Imbas Skandal Korupsi, Presiden Vietnam Mundur

Stabilitas Vietnam pulih

Seorang diplomat yang berbasis di Hanoi mengatakan, pemilihan Thuong adalah langkah besar dari Trong di tengah perebutan untuk menduduki kursinya.

Mengingat, Trong yang kini berusia 78 tahun itu mungkin mundur sebelum akhir masa jabatan ketiganya pada 2026.

Sekretaris jenderal biasanya dipilih dari antara salah satu pemimpin puncak.

Analis dan investor memandang, terpilihnya Thuong merupakan indikasi keberlanjutan dalam kebijakan luar negeri dan ekonomi negara.

Baca juga: Kapal Kargo Vietnam Karam, 12 ABK Asal Indonesia Hilang

“Tidak akan ada perubahan besar pada kebijakan luar negeri Vietnam setelah pemilihan Thuong,” kata Le Hong Hiep, peneliti dari Institut ISEAS– Yusof Ishak Institute di Singapura.

Seorang investor asing yang berbasis di Vietnam, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa terpilihnya Thuong mengakhiri ketidakpastian yang disebabkan oleh mundurnya Phuc.

“Itu berarti stabilitas dan prediktabilitas dipulihkan,” katanya.

Vietnam adalah salah satu negara tujuan investasi dunia. Bos-bos perusahaan global sering menyebut stabilitas politik Vietnam sebagai alasan utama untuk berinvestasi.

Baca juga: Nelayan Indonesia Kian Tersingkir di Laut Natuna, Kapal Vietnam Makin Banyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com