Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jet Tempur Canggih F-22 AS Sibuk Tembaki Balon China di Langit

Kompas.com - 14/02/2023, 16:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jet tempur canggih F-22 milik Amerika Serikat yang jago bermanuver, melesat hingga 58.000 kaki di atas Samudera Atlantik untuk menembakkan rudal ke... sebuah balon besar.

Benda yang diduga balon mata-mata China untuk mengawasi situs-situs rahasia AS tersebut adalah target pertama yang "dibunuh" F-22 Amerika, dan itu bukan yang terakhir.

F-22 AS kembali beraksi di hari-hari berikutnya, menembak jatuh obyek tak dikenal di dekat Alaska dan satu lagi di atas Kanada, sedangkan obyek keempat dijatuhkan oleh jet tempur F-16 di atas Danau Huron.

Baca juga: AS Tembak Jatuh Balon Mata-mata China di Atlantik

Bermunculannya obyek mencurigakan di wilayah udara AS dan Kanada baru-baru ini memberikan peluang langka bagi F-22 untuk menembak target.

"Saya percaya ini adalah kali pertama NORAD atau Komando Utara Amerika Serikat mengambil tindakan kinetik terhadap obyek udara di wilayah AS," kata Jenderal Glen VanHerck, yang memimpin kedua perintah tersebut, kepada wartawan dikutip dari kantor berita AFP.

NORAD--komando pertahanan udara gabungan AS-Kanada--berasal dari puncak Perang Dingin. NORTHCOM yang bertanggung jawab atas pertahanan Amerika Serikat, jauh lebih baru dan didirikan setelah serangan 11 September 2001.

Adapun fungsi yang lebih umum untuk pesawat tempur berbasis di Amerika Utara adalah mencegat pesawat Rusia mendekati wilayah udara Amerika.

Kecanggihan jet tempur F-22

Jet tempur siluman F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS saat dipamerkan di ajang Festival Udara dan Luar Angkasa Internasional di Santiago, April 2018.AFP / MARTIN BERNETTI Jet tempur siluman F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS saat dipamerkan di ajang Festival Udara dan Luar Angkasa Internasional di Santiago, April 2018.
Jika diibaratkan mobil, F-22 adalah supercar Amerika di udara. Jet tempur ini memiliki teknologi siluman untuk melindunginya dari radar musuh, dapat terbang di atas kecepatan suara tanpa menggunakan afterburner. Nosel thrust vectoring pada mesinnya membuatnya bisa bermanuver tinggi.

Semua fitur ini dirancang untuk membuat F-22 tak terkalahkan dalam pertempuran udara-ke-udara dengan pesawat tempur musuh, sehingga obyek yang bergerak lambat seperti balon adalah mangsa mudah.

Jet tempur F-22 adalah salah satu pesawat termahal di gudang senjata "Negeri Paman Sam".

Program jet F-22 dimulai pada era 1980-an, tetapi baru memasuki produksi awal tahun 2001 dan hanya dibuat dalam jumlah kecil--kurang dari 200 unit--dengan biaya masing-masing 143 juta dollar AS (Rp 2,16 triliun), menurut Angkatan Udara Amerika Serikat.

Baca juga: AS Sudah Hubungi China soal Balon Mata-mata, Beijing Tak Menjawab

Jet tempur F-22 dirancang untuk pertempuran udara-ke-udara skala besar melawan pesawat musuh, tetapi situasi ini belum muncul sejak pesawat itu diizinkan melakukan operasi awal pada 2005.

F-22 kali pertama bertempur pada 2014 saat melawan kelompok ISIS di Timur Tengah.

Dalam peristiwa baru-baru ini, jet tempur yang menembak jatuh balon dan tiga benda tak dikenal semuanya menggunakan teknologi canggih AIM-9X, varian baru rudal Sidewinder dengan sistem panduan inframerah.

VanHerck menerangkan, penggunaan rudal yang membutuhkan radar lintasan kemungkinan keberhasilannya lebih rendah karena sulit melacak obyek yang lebih kecil, sedangkan menggunakan meriam akan membuat pesawat berisiko terbang ke puing-puing.

Oleh karena itu, AIM-9X menjadi "senjata pilihan melawan obyek... yang kami lihat," pungkasnya.

Baca juga: 10 Jet Tempur Tercanggih 2022, Rafale Nomor 7

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com