Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa Warga Suriah, Dulu Mengungsi karena Konflik, Sekarang Gempa Bumi

Kompas.com - 12/02/2023, 15:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

BEIRUT, KOMPAS.com - Hidup selama bertahun-tahun di tenda tenda untuk orang-orang terlantar di barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak, Ali Abu Yassin dulunya iri pada teman dan kerabat yang tinggal dikelilingi tembok bata dan langit-langit kokoh di atas kepala mereka.

Tapi situasi berbalik setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,8 pada hari Senin (6/2/2023) melanda Turkiye dan Suriah, menewaskan lebih dari 23.000 orang, meruntuhkan dan merusak puluhan ribu bangunan dan berpotensi menyebabkan jutaan orang mengungsi.

Lebih dari 20 kerabat Abu Yassin tewas ketika bangunan apartemen mereka runtuh akibat gempa di desa terdekat Bisnya, katanya, termasuk satu keluarga sepupu yang beranggotakan 14 orang.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 28.192 jiwa, Penutupan Jendela Pencarian dan Penyelamatan Makin Dekat

Abu Yassin berhasil sampai ke desa untuk membantu upaya penyelamatan.

“Kami membutuhkan waktu dua hari untuk mengeluarkan jenazah mereka dan mengubur mereka di kuburan massal,” kata Abu Yassin melalui telepon dari provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak, pada Associated Press.

Dari tenda yang dulu ingin ia tinggalkan, ayah tiga anak ini mengaku sangat beruntung.

Sebelum gempa bumi, pemberontakan yang berubah menjadi perang saudara selama 12 tahun di Suriah telah menggusur setengah dari populasi sebelum perang yang berjumlah 23 juta.

Abu Yassin ada di antara mereka, melarikan diri dari rumahnya di bagian lain Idlib beberapa tahun lalu.

Petak kehancuran termasuk daerah kantong yang dikuasai pemberontak, berpusat di provinsi Idlib, serta kota-kota berpenduduk padat yang dikuasai pemerintah seperti Aleppo, Hama dan Latakia.

Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan Jumat bahwa sebanyak 5,3 juta orang di Suriah mungkin kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Total Korban Gempa Turkiye dan Suriah 24.596, PBB: Jumlah Sebenarnya Bisa 2 Kali Lipat

Bagi banyak orang, ini adalah perpindahan kedua mereka.

Sama seperti Abu Yassin, Wassim Jaadan meninggalkan rumahnya di desa Zardana yang dikuasai pemberontak di Idlib, kemudian dibom oleh pasukan pemerintah, dan melarikan diri ke Lebanon bersama keluarganya pada tahun 2013.

Sembilan tahun kemudian, setelah Lebanon runtuh ke dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan dan mereka tidak bisa lagi membayar sewa, Jaadan membawa pulang istri dan keempat anaknya ke Zardana.

“Situasi ekonomi lebih baik daripada Lebanon, dan kami memiliki keluarga kami, orang tua kami di sini,” katanya.

Saat gempa terjadi pada hari Senin, keluarga tersebut terbangun oleh getaran ringan yang dengan cepat menjadi lebih keras.

Halaman:

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com