Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kecam AS Tembak Jatuh Balon, Sebut Reaksi Berlebihan

Kompas.com - 05/02/2023, 09:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China mengecam keputusan Pentagon menembak jatuh balon terbang yang disebut Amerika Serikat (AS) sebagai balon mata-mata China di atas Amerika Utara pada Minggu (5/1/2023).

China menuduh Amerika Serikat jelas bereaksi berlebihan dan secara serius melanggar praktik internasional.

"China mengungkapkan ketidakpuasan dan protes yang kuat terhadap penggunaan kekuatan oleh AS untuk menyerang pesawat sipil tak berawak," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: AS Tembak Jatuh Balon Mata-mata China di Atlantik

Kemenlu China menambahkan bahwa pihaknya berhak untuk melakukan tanggapan lebih lanjut yang diperlukan.

Balon China telah beberapa hari terbang di atas Amerika Utara hingga meningkatkan ketegangan antara AS dan China.

Balon tersebut pada akhirnya dijatuhkan oleh tembakan rudal dari jet F-22 pada Sabtu (4/2/2023).

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyebut, operasi itu sebagai tindakan disengaja dan sah yang dilakukan sebagai tanggapan atas pelanggaran kedaulatan AS oleh China yang tidak dapat diterima.

Pejabat Amerika pertama kali mengatakan pada Kamis (2/2/2023) bahwa mereka melacak balon mata-mata China yang besar di langit AS.

Baca juga: Benda Diduga Balon Mata-mata China Kedua Terbang di Atas Amerika Latin

Hal itu menyebabkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Jumat (3/2/2023) membatalkan perjalanan langka ke Beijing yang dirancang untuk mengatasi meningkatnya ketegangan AS-China.

Setelah keraguan awal, Beijing mengakui kepemilikan "pesawat".

Tetapi, China mengatakan itu adalah balon cuaca yang telah diterbangkan.

Kementerian Luar Negeri China pada Minggu mengatakan telah dengan jelas meminta agar Amerika Serikat menangani masalah ini dengan baik dengan cara yang tenang, profesional, dan terkendali.

Beijing mengatakan AS bersikeras menggunakan kekuatan, jelas bereaksi berlebihan, dan secara serius melanggar praktik internasional.

"China akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan terkait dan berhak untuk melakukan tanggapan lebih lanjut yang diperlukan," kata Kemenlu China dalam pernyataannya, dikutip dari AFP.

Baca juga: Dugaan Kenapa China Terbangkan Balon Mata-mata di AS, padahal Punya Satelit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com