Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2023, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menuduh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Sabtu (14/1/2023) tunduk pada Amerika Serikat secara memalukan.

Bahkan, Medvedev menyebut Kishida harus "bunuh diri sembari mengeluarkan isi perutnya sendiri".

Dilansir dari Reuters, ini jadi yang terbaru dari serangkaian pernyataan mengejutkan dan provokatif dari Medvedev, yang pernah dipandang sebagai reformis yang condong ke Barat tetapi kembali membela Rusia sejak invasi Ukraina tahun lalu.

Baca juga: Bantah Klaim Rusia, Pasukan Ukraina Masih Bertempur Pertahankan Kendali Soledar

Berbicara pada konferensi pers di Washington pada hari Sabtu, sehari setelah pertemuan puncak dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat (13/1/2023), Kishida tidak menyebutkan komentar Medvedev dan tidak ditanyai tentang hal itu.

Pejabat Jepang yang bepergian dengan Kishida tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Di Jepang, tidak ada pula yang dapat dihubungi untuk mengomentari pernyataan tersebut, baik di kediaman resmi perdana menteri atau kementerian luar negeri di luar jam kerja normal.

Medvedev adalah sekutu terkemuka Presiden Vladimir Putin yang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan badan yang mengawasi industri pertahanan.

Dia menanggapi pertemuan pada hari Jumat antara Kishida dan Biden, setelah kedua pemimpin mengeluarkan pernyataan bersama.

"Kami menyatakan dengan tegas bahwa setiap penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di Ukraina akan menjadi tindakan permusuhan terhadap kemanusiaan dan tidak dapat dibenarkan," ujar Kishida.

Baca juga: PM Jepang Fumio Kishida Berencana Pecat Menterinya, Ada Apa?

Pada hari Sabtu, Kishida mengatakan KTT G7 negara-negara industri besar di Hiroshima pada bulan Mei harus bisa menegakkan ketertiban internasional dan supremasi hukum setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Medvedev mengatakan pernyataan nuklir itu menunjukkan paranoia terhadap Rusia dan mengkhianati ingatan ratusan ribu orang Jepang yang jadi korban tragedi nuklir Hiroshima dan Nagasaki.

Dia merujuk pada bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Jepang pada akhir Perang Dunia Kedua.

Alih-alih menuntut pertobatan AS untuk ini, Kishida telah menunjukkan bahwa dia hanya seorang pelayan untuk orang Amerika.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-325 Serangan Rusia ke Ukraina: Rudal Hantam Kyiv, Inggris Janji Kirim Tank

Dia mengatakan bahwa rasa malu seperti itu hanya bisa dihilangkan dengan melakukan "seppuku", yakni suatu bentuk bunuh diri dengan mengeluarkan isi perut, juga dikenal sebagai hara-kiri, pada rapat kabinet Jepang setelah kembalinya Kishida.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Medvedev telah berulang kali memperingatkan bahwa campur tangan Barat dalam krisis dapat menyebabkan perang nuklir.

Dia juga menyebut orang Ukraina sebagai "kecoak" dalam bahasa yang menurut Kyiv, menunjukkan dukungannya pada genosida secara terbuka.

Baca juga: Zelensky Ingin Kunjungi PBB pada Peringatan Setahun Invasi Rusia

Putin mengatakan bahwa risiko perang nuklir meningkat, tetapi bersikeras bahwa Rusia tidak melampaui batas dan melihat persenjataan nuklirnya sendiri sebagai pencegah pertahanan murni.

#
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com