Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Rayakan Hari Kemerdekaan Myanmar dengan Pawai Militer

Kompas.com - 04/01/2023, 14:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Hari Kemerdekaan Myanmar ke-75 dirayakan junta dengan mengadakan pawai tentara, mengarak pasukan dan persenjataan melalui ibu kota Naypyidaw yang dibangun militer.

Pawai militer diadakan beberapa hari setelah junta Myanmar memenjarakan tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi selama 33 tahun lewat sidang tertutup.

Kudeta Myanmar berujung bentrokan antara pasukan junta dan massa anti-kudeta sejak kekuasaan kembali ke tangan militer pada Februari 2021.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Divonis Penjara Lagi, Total Jadi 33 Tahun Harus Dibui

Junta Myanmar kini sedang mempersiapkan pemilu baru pada akhir 2023, tetapi menurut Amerika Serikat (AS) pemilihan itu akan palsu.

Tank, peluncur rudal, dan mobil lapis baja diluncurkan sejak pagi hari menuju lapangan parade di ibu kota, kata koresponden AFP.

PNS dan siswa sekolah menengah mengikuti pasukan tentara dan diiringi oleh band militer.

Kepala junta Min Aung Hlaing disambut dengan penghormatan tembakan 21 senjata saat tiba di lapangan pawai.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala dewan militer, memberi hormat kepada bendera nasional selama upacara peringatan 75 tahun Hari Persatuan Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Sabtu, 12 Februari 2022. via AP PHOTO Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala dewan militer, memberi hormat kepada bendera nasional selama upacara peringatan 75 tahun Hari Persatuan Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Sabtu, 12 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin lalu mengirim salam dan menanti perkembangan lebih lanjut hubungan kedua negara, menurut surat kabar pemerintah Global New Light of Myanmar.

Rusia adalah sekutu utama dan pemasok senjata junta yang terisolasi dan membenarkan invasi Moskwa ke Ukraina.

Baca juga:

Myanmar merdeka dari penjajahan Inggris pada 4 Januari 1948 setelah perjuangan panjang Jenderal Aung San, ayah Suu Kyi.

Hari Kemerdekaan Myanmar biasanya diwarnai dengan lomba-lomba jalanan yang meriah, pawai, dan orang-orang berkumpul di taman serta tempat umum.

Namun, sejak kudeta Myanmar terjadi, suasana hari libur banyak yang sunyi karena orang-orang tetap di rumah sebagai protes terhadap junta.

Koresponden AFP mengatakan, ada peningkatan keamanan di kota pusat komersial Yangon, yang dilanda serangkaian serangan bom dalam beberapa bulan terakhir.

Kedutaan Besar AS memperingatkan, "Ada potensi peningkatan serangan, penembakan yang ditargetkan, atau ledakan" pada Rabu (3/1/2022).

Saat melakukan kudeta Myanmar, militer beralasan adanya dugaan penipuan besar-besaran saat pemilu November 2020 yang dimenangi secara telak oleh partai National League for Democracy pimpinan Suu Kyi.

Akan tetapi, para pengamat internasional berpendapat bahwa pemilu Myanmar sebagian besar bebas dan adil.

Baca juga: Setahun Kudeta Myanmar, Kenapa Militer Tatmadaw Brutal dengan Rakyat Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com