Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Lonjakan Covid-19, WHO Desak China Bagikan Data secara Real Time!

Kompas.com - 31/12/2022, 06:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com – Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu dengan pejabat China membahas tentang lonjakan kasus Covid-19 di “Negeri Tirai Bambu” pada Jumat (30/12/2022).

Dalam pembicaraan tersebut, WHO disebut telah mendesak China untuk berbagi data Covid-19 secara real time sehingga negara lain dapat merespons dengan efektif.

Peningkatan infeksi Covid di China telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca juga: Korea Utara Tegas Larang Kedatangan Pelancong dari China karena Covid-19

Banyak pihak bertanya-tanya tentang pelaporan data Covid-19 di China ketika pemerintah melaporkan jumlah kasus dan kematian yang rendah, tapi beberapa rumah sakit dan kamar mayat kewalahan.

Pembicaraan antara WHO dan China itu terjadi setelah kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak Beijing untuk lebih terbuka mengenai situasi pandemi di negara terpadat di dunia tersebut.

Dikutip dari Kantor berita AFP, WHO mengatakan, pertemuan diadakan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang situasi Covid-19 di China, dan untuk menawarkan dukungan lebih lanjut dari WHO.

Dalam pertemuan itu, pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China dan Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional China disebut sempat memberi pengarahan kepada WHO tentang strategi dan tindakan China yang berkembang dalam epidemiologi, pemantauan varian, vaksinasi, perawatan klinis, komunikasi, dan penelitian.

"WHO sekali lagi meminta untuk berbagi data spesifik dan real-time secara teratur tentang situasi epidemiologis, termasuk lebih banyak data genetic sequencing, data tentang dampak penyakit termasuk rawat inap, rawat inap di unit perawatan intensif, dan kematian," ungkap WHO.

Baca juga: Separuh Penumpang Pesawat dari China ke Milan Positif Covid-19, Italia Waspada

WHO juga meminta data vaksinasi yang diberikan dan status vaksinasi, terutama pada orang yang rentan dan mereka yang berusia di atas 60 tahun.

"WHO menegaskan kembali pentingnya vaksinasi dan pemacu untuk melindungi dari penyakit parah dan kematian bagi orang yang berisiko lebih tinggi," kata organisasi yang berbasis di Jenewa itu.

"WHO meminta China untuk memperkuat viral sequencing, manajemen klinis, dan penilaian dampak. WHO menyatakan kesediaan untuk memberikan dukungan di bidang ini, dan (mendukung) komunikasi risiko tentang vaksinasi untuk melawan keragu-raguan," jelas WHO.

Badan PBB itu mengatakan para ilmuwan China diundang untuk terlibat lebih dekat dalam jaringan ahli Covid-19 yang dipimpin WHO, dan meminta mereka untuk mempresentasikan data terperinci pada pertemuan kelompok penasehat evolusi virus pada hari Selasa (3/1/2023).

"WHO menekankan pentingnya pemantauan dan publikasi data secara real time untuk membantu China dan komunitas global merumuskan penilaian risiko yang akurat dan menginformasikan tanggapan yang efektif," jelas WHO.

China sebelumnya mengatakan bulan ini akan mengakhiri karantina wajib bagi orang-orang yang tiba di negara itu dan telah mengabaikan langkah-langkah ketat untuk menahan virus.

Lonjakan kasus di China terjadi hampir tepat tiga tahun sejak infeksi pertama tercatat di kota Wuhan di China pada akhir 2019.

Baca juga: Buntut Lonjakan Covid-19- China, Malaysia Skrining Semua Pengunjung

Sejak itu, lebih dari 650 juta kasus Covid yang dikonfirmasi dan lebih dari 6,6 juta kematian telah dilaporkan, meskipun badan kesehatan PBB mengakui ini akan menjadi jumlah yang sangat kecil.

Pencarian asal-usul virus masih belum terselesaikan, dengan Tedros bersikeras bahwa semua hipotesis tetap ada, termasuk teori bahwa virus tersebut lolos dari laboratorium virologi Wuhan.

Tedros telah meminta China untuk berbagi data dan melakukan studi yang diminta oleh WHO untuk lebih memahami dari mana asal virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com