Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Larang Jual Minyak Rusia ke Negara yang Terapkan Batasan Harga, Balas Barat

Kompas.com - 28/12/2022, 10:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya menyampaikan tanggapan yang ditunggu-tunggi terhadap pembatasan harga minyak Rusia oleh Barat.

Pada Selasa (27/12/2022), Putin menandatangani dekrit yang berisi larangan penjualan minyak mentah dan produk minyak Rusia ke negara-negara yang menerapkan pembatasan harga.

Keputusan tersebut berlaku mulai 1 Februari dan berlaku selama lima bulan, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Rencana AS Isi Cadangan Minyak Lagi Setelah Biden Melepas Besar-besaran

Mulai 5 Desember, Uni Eropa, G7, dan Australia sepakat membatasi harga minyak lintas laut Rusia sebesar 60 dollar AS per barel.

Reuters melaporkan, batas harga tersebut mendekati harga minyak Rusia saat ini.

Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Jika penjualan minyak Rusia mengalami gangguan, imbasnya akan menengaruhi pasokan energi global.

Berpekan-pekan setelah pembatasan harga minyak Rusia resmi diberlakukan, dunia berspekulasi langkah apa yang akan diambil Moskwa sebagai tanggapan.

Baca juga: Ekspor Minyak Rusia Naik, tapi Pendapatan Moskwa Justru Turun

Kini, tanggapan Rusia sudah diresmikan berupa larangan penjualan minyak ke negara-negara yang menerapkan pembatasan harga.

“Pengiriman minyak dan produk minyak Rusia ke entitas dan individu asing dilarang, dengan syarat bahwa dalam kontrak untuk pasokan ini, penggunaan mekanisme penetapan harga maksimum secara langsung atau tidak langsung dipertimbangkan,” bunyi dekrit tersebut.

“Larangan yang ditetapkan berlaku untuk semua tahap pasokan hingga pembeli akhir,” sambung dekrit itu.

Dekrit tersebut juga mencakup klausul yang memungkinkan Putin membatalkan larangan dalam kasus-kasus khusus.

Ekspor minyak mentah akan dilarang mulai 1 Februari, tetapi tanggal larangan produk minyak akan ditentukan oleh Pemerintah Rusia dan bisa jadi setelah 1 Februari.

Baca juga: Kebocoran Pipa Minyak Terburuk di AS dalam Satu Dekade, Warga Kansas Keluhkan Bau dan Bising

Pembatasan harga minyak Rusia ditujukan untuk melumpuhkan pundi-pundi Moskwa dan upaya militernya di Ukraina.

Beberapa analis mengatakan, pembatasan tersebut akan berdampak kecil pada pendapatan minyak yang saat ini diperoleh Moskwa.

Namun, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan pada Selasa bahwa defisit anggaran Rusia bisa lebih besar dari yang direncanakan sebesar 2 persen dari PDB pada 2023.

Hal tersebut karena pembatasan harga minyak akan menekan pendapatan dari sektor ekspor. Ini meripakan rintangan fiskal tambahan untuk Moskwa karena sudah menghabiskan banyak uang untuk kampanye militernya di Ukraina.

Minyak Ural Rusia diperdagangkan di atas 56 dollar AS per barel hari Selasa, di bawah level batas harga.

Baca juga: Putin Santai Tanggapi Pembatasan Harga Minyak Rusia: Pangkas Saja Produksinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com