BRUSSELS, KOMPAS.com - Empat orang didakwa dalam penyelidikan kasus suap di Parlemen Eropa oleh negara Teluk, diduga Qatar.
Eva Kaili, seorang anggota Parlemen Eropa dari Yunani dan Wakil Presiden Parlemen, termasuk di antara mereka yang sebelumnya ditangkap dalam kasus tersebut.
Jaksa menduga tuan rumah Piala Dunia Qatar mencoba memengaruhi keputusan parlemen dengan sumbangan uang atau hadiah, menurut laporan media lokal. Qatar telah membantah terlibat atas kasus tersebut.
Baca juga: Grant Wahl, Wartawan Sepak Bola Ternama AS Meninggal Dunia Saat Meliput Piala Dunia Qatar
Pengawas dan parlemen oposisi mengatakan kasus ini bisa menjadi salah satu skandal korupsi terbesar yang pernah dilihat Parlemen Eropa.
Kaili diskors dari tugasnya sebagai salah satu dari 14 wakil presiden, dan dari Kelompok Sosialis dan Demokrat Parlemen Eropa. Dia juga telah dikeluarkan dari partai Pasok kiri-tengah Yunani.
Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola terbang dari negara asalnya Malta ke Brussel pada Sabtu malam untuk menyaksikan penggeledahan rumah anggota parlemen - seperti yang diwajibkan oleh konstitusi Belgia.
Seorang juru bicara Metsola mengatakan dia telah "memutuskan untuk menangguhkan dengan segera semua kekuasaan, tugas dan pekerjaan yang didelegasikan kepada Eva Kaili".
Juru bicara itu menambahkan bahwa Parlemen Eropa "berdiri tegas melawan korupsi" dan "sepenuhnya bekerja sama" dengan penyelidik.
Baca juga: Calo Merebak di Qatar, Tiket Piala Dunia Dijual 1.000 Persen
Uang tunai senilai sekitar 600.000 euro (hampir Rp 10 miliar) disita oleh polisi Belgia dalam 16 penggeledahan di Brussel pada Jumat (9/12/2022). Komputer dan ponsel juga diambil untuk pemeriksaan.
Sebanyak enam orang ditahan untuk diinterogasi, dua diantaranya telah dibebaskan.
"Empat orang telah ditangkap oleh hakim investigasi Brussel yang memimpin penyelidikan," kata kantor kejaksaan federal Belgia dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir BBC pada Minggu (11/12/2022).
"Mereka didakwa atas partisipasi dalam organisasi kriminal, pencucian uang, dan korupsi. Dua orang telah dibebaskan oleh hakim investigasi."
Jaksa mengatakan para penyelidik menduga bahwa negara Teluk telah mempengaruhi keputusan ekonomi dan politik parlemen selama beberapa bulan, terutama dengan menargetkan para pembantunya.
Media lokal menyebut negara Teluk itu dicurigai sebagai Qatar.
Baca juga: Pengunjung Piala Dunia Qatar Hanya 765.000, Kurang dari Target 1,2 Juta Orang
"Kami tidak mengetahui rincian penyelidikan. Setiap klaim pelanggaran oleh Negara Qatar sangat salah informasi," ujar Juru Bicara Pemerintah Qatar kepada AFP.