DOHA, KOMPAS.com - Pihak berwenang Qatar telah melarang pengunjuk rasa yang berlari ke lapangan selama pertandingan Portugal melawan Uruguay menghadiri lagi laga di lapangan.
Seperti diketahui, dia menyatakan dukungan bagi Ukraina, wanita Iran, dan hak gay untuk menghadiri pertandingan Piala Dunia lagi, dengan caranya sendiri.
Dilansir dari Guardian, pria itu mengibarkan bendera pelangi dan mengenakan kemeja bertuliskan "Selamatkan Ukraina" di satu sisi dan "Hormati Wanita Iran" di sisi lain, juga telah diambil kartu Hayya darinya.
Baca juga: Qatar Sebut 400-500 Pekerja Migran Tewas dalam Proyek Piala Dunia
Juru bicara Komite Agung mengatakan, pasca-invasi lapangan yang terjadi selama pertandingan Portugal lawan Uruguay, pihaknya mengonfirmasi bahwa individu yang terlibat dibebaskan segera setelah dikeluarkan dari lapangan.
"Sebagai konsekuensi dari tindakannya, kartu Hayya-nya telah dibatalkan dan dia dilarang menghadiri pertandingan mendatang di turnamen ini," tambahnya.
Staf keamanan dengan cepat turun tangan dan memindahkan pengunjuk rasa.
Piala Dunia dikelilingi oleh kontroversi yang dimulai dengan perlakuan Qatar terhadap pekerja migran dan komunitas LGBTQ.
Baca juga: Kisah Para Pekerja Imigran di Qatar dan Mimpi yang Kandas
Sejak Piala Dunia dimulai, ada banyak masalah termasuk suporter Wales yang topi pelanginya disita atau dilepas oleh penjaga keamanan dan beberapa suporter Iran diberitahu untuk tidak mengenakan kaus yang mendukung protes anti-pemerintah di negara mereka.
Ketua panitia penyelenggara, Hassan al-Thawadi, menggambarkan bendera pelangi sebagai pemecah belah dalam sebuah wawancara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.