Para ilmuwan di lembaga tersebut menjalankan 100.000 simulasi komputer dari 64 laga selama Piala Dunia, dengan menggunakan hasil dan statistik sebelumnya.
Pemenang lima kali trofi ini, yakni Brasil, berada di posisi teratas nyaris satu dari empat kali simulasi, diikuti Belgia dan pemenang dua kali turnamen ini, Argentina dan Perancis.
Terbukti, ramalan Argentina bakal memenangi laga itu kini menjadi goyah setelah mengetahui hasil akhir laga awalnya.
"Kami tentu saja tidak akan merekomendasikan, siapa pun yang bertaruh, pada salah satu prediksi kami," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.
"Tidak peduli seberapa bagus model Anda, sepak bola adalah permainan acak."
Memang, beberapa lembaga keuangan, termasuk Goldman Sachs, UBS dan ING salah menentukan siapa pemenang pada dua turnamen terakhir.
Tentu saja ada pengecualian, ketika Liberium Capital yang berbasis di London, dengan ahli strategi Joachim Klement, mengembangkan algoritma yang secara tepat memprediksi Jerman sebagai pemenang Piala Dunia 2014 dan Perancis di Piala Dunia 2018.
Tapi bukankah perhitungan itu semata-mata acak? Bahkan Klement berujar faktor acak itu memainkan faktor yang lebih dominan ketimbang lainnya.
Dia mengatakan kepada situs berita keuangan Marketwatch bahwa modelnya hanya menentukan 45 persen peluang tim untuk memenangkan turnamen, dan 55 persen sisanya adalah keberuntungan belaka.
Baca juga: Piala Dunia: Timnas Iran Nyanyikan Lagu Kebangsaan Usai Sempat Bungkam, Suporter Menangis
Panda, alpaka, musang dan unta adalah hewan-hewan yang dimintai ramalannya saat Piala Dunia.
Ingatkah Anda betapa kita begitu tergila-gila Paul si Gurita. Hewan bertubuh lunak ini tampil sebagai "peramal" yang disanjung setelah serangkaian prediksinya benar selama Piala Dunia 2010--termasuk Spanyol sebagai pemenang turnamen.
Paul, asal kota Oberhausen, Jerman, dihadiahi dua kotak berisi makanan, masing-masing dihiasi dengan bendera tim yang akan berlaga. Dia memilih kotak "benar" pada 12 dari 14 kesempatan.
Yang menyedihkan, Paul mati beberapa bulan setelah turnamen sepak bola itu berakhir.
Namun, para ilmuwan terus mempertanyakan "kekuatan psikis" semacam itu.
Dalam kasus Paul, bahkan ada kecurigaan ilmiah bahwa gurita lebih tertarik pada garis-garis horizontal daripada vertikal, yang dapat menjelaskan preferensi beberapa bendera nasional.
Baca juga: Toby Si Penguin Akurat Tebak Hasil Laga Piala Dunia 2022, Penerus Paul Si Gurita?