Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti KF-21 Boramae, Jet Tempur Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan

Kompas.com - 11/11/2022, 09:45 WIB
Dita Angga Rusiana ,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jet tempur KFX/IFX atau yang kini mempunyai nama resmi jet tempur KF-21 Boramae terus dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan.

Kedua negara sepakat untuk melanjutkan pengembangan jet tempur ini, usai pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, akhir Juli 2022 lalu.

Jet tempur KF-21 Boramae pun telah berhasil terbang saat uji coba di Pangkalan Udara Sacheon, Korea Selatan, pada September 2022 lalu. Pada kesempatan itu hadir Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra.

Baca juga: Indonesia Optimistis Jet Tempur KF-21 Boramae Kelak Perkuat TNI AU

Pengamat militer dan pertahanan dari Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Herryanto mengatakan perjalanan pengembangan KF-21 Boramae cukup panjang.

Pengembangan jet tempur ini dimulai pada 2009 dengan penandatanganan nota kedua negara. Kemudian, pengembangan jet tempur KF-21 Boramae dilanjutkan dengan penandatangann MoU oleh Sekjen Kementerian Pertahanan RI dan Defense Acquisition Program Administration (DAPA).

“Kerja sama kita ini adalah pembuatan pesawat tempur yang waktu itu disebut KFX/IFX, dan sekarang sudah berubah namanya menjadi KF-21 Boramae,” kata dia pada kegiatan Workshop Ketiga Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, beberapa waktu lalu.

Eris yang pernah menjabat sebagai Sekjen Kemenhan periode 2010-2013 mengungkapkan, saat itu disepakati pesawat tempur yang dikembangkan merupakan generasi 4,5.

Baca juga: Prabowo Hadiri Langsung Peluncuran Pesawat Tempur KF-21 Boramae di Korsel

“Kemampuan generasi 4,5 ini semi stealth atau low observable. Kemudian smart avionics dengan sensor fusion. Kemudian beyond and within visual range weapon system, ini peluru kendali. Lalu highly manuverable, dan interoperability concept. Inilah kira-kira pesawat tempur yang kita sepakati bersama,” ungkapnya.

Eris mengatakan pengembangan jet tempur ini membutuhkan dana sekitar Rp 24,8 triliun untuk empat tahapan kegiatan.

Pembiayaan tersebut menggunakan sistem pembagian atau cost sharing antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan.

“Dari Rp 24,8 triliun ini, share Indonesia sebanyak 20 persen dari kerja sama ini,” terang dia.

Jet tempur KF-21 akan diproduksi 168 unit. Lalu sesuai dengan kontribusi pembiayaan, Indonesia akan mendapatkan 48 unit. Sementara Korea 120 unit.

Sementara itu, Direktur Umum Senior Program KFX di DAPA (Purn) Jung Kwang-sun mengatakan KF-21 Boramae merupakan hasil kerja sama kedua negara untuk mengembangkan jet tempur generasi 4,5.

Baca juga: Puan dan Megawati Bertemu Presiden Korea Selatan, Ini yang Dibahas

Dia mengatakan jet tempur K-F21 dilengkapi dengan sistem radar active electronically scaned array (AESA), sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST), dan pod pelacakan elektro-optik (EO TGP).

“KF-21 menggunakan dua mesin sehingga menjamin keamanan saat penerbangan dan memiliki kemampuan manuver. Selain itu juga sedang dikembangkan menjadi jet multiguna diterapkan teknologi siloma,” jelasnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com